Bursa Asia bervariasi di pagi ini (17/12), data perdagangan Jepang jadi penopang

Hikma Lia

BANYU POS JAKARTA. Pergerakan bursa saham Asia menunjukkan tren bervariasi pada awal perdagangan pagi hari Rabu, 17 Desember 2025. Pukul 08.20 WIB, Indeks Nikkei 225 Jepang berhasil berbalik menguat sebesar 0,11%, mencapai posisi 49.437,78. Sejalan dengan itu, Indeks Hang Seng juga dibuka di zona hijau, menanjak tipis 0,03% ke level 25.243,59.

Sponsored

Momentum positif turut terlihat pada Indeks Taiex yang melonjak 0,49% menjadi 27.672,44, serta Indeks Kospi Korea Selatan yang menanjak 0,56% ke angka 4.021,43. Namun, tidak semua indeks mampu mempertahankan kinerja positif; Indeks ASX 200 justru terpantau melemah 0,34% ke level 8.569,6.

Di kawasan Asia lainnya, FTSE Straits Times mengalami penurunan signifikan 0,58% menjadi 4.553,24, dan FTSE Malay KLCI juga ikut tertekan, melemah 0,24% ke level 1.644,29. Variasi pergerakan ini mencerminkan kehati-hatian investor di pasar Asia-Pasifik.

Investor di seluruh Asia-Pasifik terlihat menganalisis secara cermat data perdagangan terbaru yang dirilis dari Jepang, menjadi salah satu faktor utama di balik pergerakan pasar yang beragam ini. Kementerian Keuangan Jepang melaporkan bahwa ekspor negara tersebut pada bulan November menunjukkan pertumbuhan tahunan yang impresif sebesar 6,1%.

Sponsored

Angka pertumbuhan ini jauh melampaui ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Reuters, yang rata-rata memprediksi kenaikan sebesar 4,8%. Kinerja ekspor Jepang pada November juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 3,6% yang tercatat pada bulan sebelumnya, memberikan sinyal positif bagi perekonomian negeri sakura.

Meskipun demikian, Indeks Nikkei 225 Jepang sempat dibuka melemah 0,14%, diikuti oleh Indeks Topix yang turun 0,37%. Namun, Indeks Kospi Korea Selatan berhasil menunjukkan pemulihan signifikan, melonjak 0,5%, dan Indeks Kosdaq yang mencakup saham-saham berkapitalisasi kecil juga menguat 0,66%.

Beralih ke pasar komoditas, harga minyak mentah mengalami kenaikan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan melalui platform media sosial Truth Social bahwa ia akan memerintahkan “BLOKADE TOTAL DAN LENGKAP TERHADAP SEMUA KAPAL TANKER MINYAK YANG DIKENAKAN SANKSI” yang masuk dan keluar Venezuela. Pernyataan ini sontak memicu kekhawatiran pasokan di pasar global.

Akibatnya, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melonjak lebih dari 1%, mencapai US$ 55,96 per barel. Kenaikan ini terjadi setelah pada hari Selasa, 16 Desember 2025, harga minyak sempat anjlok hampir 3% dan ditutup pada level terendah sejak awal tahun 2021. Penurunan sebelumnya dipicu oleh kekhawatiran akan surplus pasokan yang akan datang serta kemungkinan kesepakatan damai di Ukraina.

Sementara itu, pergerakan pasar saham AS semalam menunjukkan gambaran yang beragam. Indeks S&P 500 ditutup melemah untuk sesi ketiga berturut-turut, turun 0,24% menjadi 6.800,26, karena para pelaku pasar mencerna rilis laporan pekerjaan November yang tertunda. Di sisi lain, Indeks Nasdaq Composite berhasil ditutup menguat 0,23% ke 23.111,46. Kontras dengan Nasdaq, Indeks Dow Jones Industrial Average harus kehilangan 302,30 poin, atau 0,62%, dan berakhir di level 48.114,26.

Sponsored

Also Read

Tags