BANYU POS –, Jakarta – Realisasi investasi Indonesia pada kuartal II tahun ini mencapai Rp 477,7 triliun, sebuah sinyal positif yang membuktikan ketahanan ekonomi di tengah gejolak global. Prasasti Center for Policy Studies menyoroti capaian ini sebagai bukti kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang Indonesia. Data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan pertumbuhan 2,7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencatatkan angka Rp 465,2 triliun. Secara kumulatif, investasi pada semester pertama 2025 mencapai Rp 942,9 triliun, mendekati 50 persen dari target tahunan yang ambisius sebesar Rp 1.905,6 triliun.
Gundy Cahyadi, Direktur Riset Prasasti, menekankan bahwa data ini mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia yang semakin kokoh. “Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan, kemampuan Indonesia dalam mempertahankan arus investasi adalah indikasi kuat keyakinan investor terhadap masa depan ekonomi kita,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dirilis pada Sabtu, 2 Agustus 2025.
Sektor industri logam dasar tampil sebagai primadona investasi, menyumbang Rp 67,1 triliun atau 14,1 persen dari total investasi. Sektor pertambangan menyusul dengan nilai investasi Rp 53,6 triliun, diikuti oleh sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi sebesar Rp 44,2 triliun, serta sektor perdagangan dan reparasi dengan Rp 40 triliun. Gundy mengamati bahwa tren ini mengindikasikan transformasi struktur ekonomi yang sedang berlangsung. Meskipun hilirisasi masih menjadi daya tarik utama, sektor-sektor baru seperti perdagangan menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan.
Lebih lanjut, Gundy menyoroti penurunan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 6,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal II 2025, PMA tercatat sebesar Rp 202,2 triliun, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi dengan kontribusi sebesar Rp 275,5 triliun. “Investor asing cenderung lebih berhati-hati dalam jangka pendek, tetapi mereka tetap mengakui Indonesia sebagai destinasi investasi yang strategis,” jelasnya.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa investasi yang masuk pada triwulan II 2025 berhasil menyerap 665.764 tenaga kerja. “Penyerapan tenaga kerja ini merupakan hasil langsung dari investasi yang direalisasikan hanya dalam triwulan II,” ungkapnya pada Selasa, 29 Juli 2025, seperti dikutip dari Antara.
Singapura memimpin daftar lima besar negara asal investasi asing pada kuartal II 2025 dengan nilai US$ 4,2 miliar. Hong Kong berada di urutan kedua dengan US$ 2,3 miliar, diikuti oleh Cina (US$ 1,8 miliar), Amerika Serikat (US$ 0,8 miliar), dan Malaysia (US$ 0,7 miliar).
Pilihan Editor: Dampak Kesepakatan Dagang Prabowo-Trump bagi Industri Manufaktur
Ringkasan
Realisasi investasi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai Rp 477,7 triliun, naik 2,7% dari kuartal sebelumnya. Secara kumulatif, investasi semester pertama mencapai Rp 942,9 triliun, mendekati 50% dari target tahunan. Sektor industri logam dasar menjadi primadona investasi, diikuti pertambangan, transportasi, dan perdagangan.
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi investasi dengan Rp 275,5 triliun, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat Rp 202,2 triliun. Singapura menjadi negara asal investasi asing terbesar, diikuti Hong Kong dan Cina. Investasi pada triwulan II 2025 berhasil menyerap 665.764 tenaga kerja.