BI Rate Naik Terus, Kenapa Bunga Kredit Bank Tak Ikut Naik?

Hikma Lia

BANYU POS, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah agresif dengan memangkas suku bunga acuan, atau BI rate, sebanyak 125 basis poin (bps) sejak September 2024. Namun, hingga Juli 2025, penurunan ini belum sepenuhnya tercermin dalam penurunan suku bunga kredit perbankan, menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas transmisi kebijakan moneter.

Data terbaru dari BI menunjukkan bahwa suku bunga kredit perbankan masih berada di level 9,16% pada Juli 2025. Angka ini hanya sedikit berubah dibandingkan dengan posisi September 2024, yaitu 9,20%. Artinya, dalam kurun waktu hampir setahun dengan penurunan BI rate yang signifikan, suku bunga kredit hanya turun tipis sebesar 4 bps.

Deputi Gubernur BI, Juda Agung, mengakui adanya perlambatan dalam transmisi suku bunga dari BI rate ke suku bunga kredit. “Memang transmisi yang terjadi sekarang tidak secepat dibandingkan dengan periode atau episode-episode penurunan suku bunga BI Rate sebelumnya,” ungkap Juda dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 20 Agustus 2025.

Meskipun demikian, secercah harapan mulai terlihat. Juda mengindikasikan adanya sinyalemen bahwa bank mulai menurunkan suku bunga untuk kredit yang baru disalurkan. Penurunan ini terutama terlihat pada suku bunga kredit korporasi, komersial, dan UMKM. Sayangnya, kabar baik ini belum merata.

“Sementara suku bunga kredit konsumsi itu masih belum mengalami penurunan,” imbuh Juda, menyoroti sektor yang masih tertinggal dalam penyesuaian suku bunga.

Secara lebih rinci, data menunjukkan penurunan bunga kredit korporasi sebesar 27 bps dari 7,58% menjadi 7,31%. Bunga kredit komersial juga mengalami penurunan sebesar 9 bps secara bulanan, dari 8,35% menjadi 8,26%. Sementara itu, bunga kredit UMKM turun 15 bps dari 11,01% menjadi 10,86%. Penurunan ini memberikan sedikit angin segar bagi pelaku usaha di sektor-sektor tersebut.

Dari sisi kelompok bank, Juda mencatat bahwa bank-bank pelat merah (BUMN), bank daerah, dan kantor cabang bank asing sudah mulai menyesuaikan suku bunga kreditnya. Namun, bank swasta nasional justru menunjukkan tren yang berbeda, dengan suku bunga kredit yang cenderung mengalami kenaikan. Perbedaan ini menunjukkan dinamika yang kompleks dalam industri perbankan.

Juda Agung berharap, dengan penurunan suku bunga BI terbaru, transmisi kebijakan moneter akan semakin efektif. “Dan ini yang ke depan dengan adanya penurunan suku bunga BI hari ini bisa (mendorong transmisi),” pungkasnya, menyiratkan optimisme bahwa penurunan BI rate akan segera berdampak pada penurunan suku bunga kredit secara lebih luas.

Ringkasan

Bank Indonesia (BI) telah menurunkan BI Rate sebanyak 125 bps sejak September 2024, namun penurunan ini belum signifikan mempengaruhi suku bunga kredit perbankan yang hanya turun 4 bps hingga Juli 2025. Deputi Gubernur BI, Juda Agung, mengakui adanya perlambatan transmisi kebijakan moneter ini.

Meskipun demikian, suku bunga kredit korporasi, komersial, dan UMKM menunjukkan penurunan, terutama pada bank BUMN, bank daerah, dan cabang bank asing. Sementara itu, suku bunga kredit konsumsi belum mengalami penurunan, dan bank swasta nasional cenderung menaikkan suku bunga kreditnya. BI berharap penurunan suku bunga BI terbaru dapat mendorong transmisi kebijakan moneter yang lebih efektif.

Also Read

Tags