BANYU POS, JAKARTA — Konglomerat Sabana Prawirawidjaja, tokoh di balik kesuksesan Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ), terpantau aktif menambah kepemilikan sahamnya pada periode 2025 ini. Pergerakan ini tentu menarik perhatian para pelaku pasar modal.
Terbaru, data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan bahwa Sabana kembali memborong 120.000 lembar saham ULTJ pada tanggal 21 Agustus 2025. Dengan transaksi ini, kepemilikannya meningkat signifikan menjadi 5,52 miliar lembar, setara dengan 53,16% dari total saham perusahaan.
: Saham WIRG Meroket 77,60% Sebulan
Menurut data yang dihimpun Bisnis, total saham ULTJ yang kini berada di tangan Sabana telah bertambah sebanyak 350 juta lembar sepanjang tahun 2025. Sebagai perbandingan, pada akhir tahun 2024, Sabana tercatat memiliki 5,17 miliar lembar saham ULTJ.
Sosok Sabana Prawirawidjaja memang tak bisa dilepaskan dari sejarah industri susu UHT di Indonesia. Kiprahnya mengantarkannya masuk ke dalam jajaran orang terkaya di Indonesia. Majalah Forbes mencatat kekayaan bersihnya mencapai US$940 juta per Desember 2023.
Perjalanan bisnisnya dimulai dari sebuah industri rumahan sederhana 52 tahun silam. Kini, Ultrajaya telah menjelma menjadi perusahaan raksasa yang mampu meraup laba miliaran rupiah hanya dalam kurun waktu enam bulan.
Pria kelahiran 1940 ini menempuh pendidikan di jurusan Manajemen, Nanyang Technological University, Singapura. Setelah menimba ilmu, ia kembali ke Indonesia dan bersama ayahnya, Ahmad Prawirawidjaja, mendirikan perusahaan susu pertama mereka di Bandung pada tahun 1958.
: Lo Kheng Hong Eyes Future Moves in BBRI Shares
Di awal perjalanan, usaha mereka menghadapi tantangan besar. Proses pengolahan susu yang masih tradisional menyebabkan susu mudah basi, hanya bertahan beberapa jam setelah diperah. Akibatnya, banyak susu yang terbuang percuma.
Namun, berkat inovasinya, Sabana berhasil memperkenalkan teknologi pengolahan susu dengan temperatur sangat tinggi atau Ultra High Temperature (UHT) pada tahun 1972. Teknologi ini memungkinkan susu bertahan lebih lama tanpa mengurangi kandungan nutrisinya. Inilah yang menjadikannya pelopor susu UHT di Indonesia.
Di usia 31 tahun, Sabana menduduki kursi puncak sebagai bos besar Ultrajaya. Ia menjabat sebagai Presiden Direktur hingga Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 27 Juni 2019.
Selain sukses dengan bisnis susu UHT, Ultrajaya juga melebarkan sayap ke bisnis minuman lainnya, seperti Teh Kotak dan Sari Kacang Hijau, berkat pengembangan teknologi kemasan yang inovatif. Sabana juga pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris di Campina Ice Cream Industry pada periode 1995-2017.
Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. – TradingView
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Konglomerat Sabana Prawirawidjaja terus menambah kepemilikan sahamnya di Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) pada tahun 2025. Terakhir, ia memborong 120.000 lembar saham pada 21 Agustus 2025, meningkatkan kepemilikannya menjadi 5,52 miliar lembar, atau 53,16% dari total saham ULTJ.
Sepanjang tahun 2025, Sabana telah menambah 350 juta lembar saham ULTJ, dari 5,17 miliar lembar pada akhir 2024. Sabana dikenal sebagai tokoh penting dalam industri susu UHT di Indonesia, dan kekayaannya mencapai US$940 juta per Desember 2023 menurut Forbes.