Nvidia Terjungkal! Wall Street Merah, Pasar China Jadi Biang Kerok?

Hikma Lia

BANYU POS – Bursa saham Amerika Serikat mengalamiMixed Performance pada perdagangan Kamis (28/8/2025), dengan indeks Nasdaq sedikit tertekan akibat penurunan saham Nvidia. Kekhawatiran pasar terhadap prospek penjualan Nvidia di China, yang diperburuk oleh tensi perdagangan AS-China, menjadi sentimen negatif utama.

Menurut laporan Reuters, pada pukul 09.59 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 64,01 poin atau 0,14% ke level 45.501,22. Sementara itu, indeks S&P 500 terkoreksi 12,27 poin atau 0,19% menjadi 6.469,13, dan Nasdaq Composite melemah 39,92 poin atau 0,20% ke posisi 21.547,73.

Nasdaq Diperkirakan Dibuka Datar, Nvidia Tertekan Ketidakpastian Pasar China

Nvidia, raksasa teknologi chip, telah mengantisipasi potensi penurunan penjualan ke China dalam proyeksi kuartalannya. Meskipun sebelumnya telah memperoleh lisensi untuk menjual chip H20 setelah mencapai kesepakatan bagi hasil dengan pemerintah AS, ketidakpastian tetap membayangi.

Saham Nvidia mengalami penurunan sebesar 2,6% dalam perdagangan yang fluktuatif. Selain kekhawatiran pasar China, beberapa analis juga menyoroti kinerja pusat data perusahaan yang dianggap mencerminkan pengetatan belanja oleh penyedia layanan cloud.

Tekanan pada saham Nvidia turut menyeret sektor teknologi di indeks S&P 500, yang berbalik melemah 0,5%. Indeks semikonduktor juga mengalami penurunan sebesar 0,2%.

Namun, sentimen negatif pasar sedikit терedam oleh proyeksi pendapatan Nvidia yang solid, rencana pembelian kembali saham (buyback) senilai US$60 miliar, serta komentar optimistis CEO Jensen Huang mengenai prospek permintaan kecerdasan buatan (AI).

CEO Nvidia Jensen Huang: Ledakan AI Masih Jauh dari Kata Usai

Paul Meeks, Managing Director Freedom Capital Markets, berkomentar, “Untuk perusahaan normal, hasil ini sudah bagus. Tetapi Nvidia bukan perusahaan normal. Ketidakjelasan pendapatan dari China menjadi kekhawatiran, semakin lama berlarut semakin memberi ruang bagi alternatif domestik (China).”

Saham perusahaan semikonduktor lainnya, Advanced Micro Devices (AMD), bergerak datar. Sementara itu, saham Super Micro Computer, serta pelanggan besar Nvidia seperti Meta dan Microsoft, sedikit terkoreksi.

Di sisi lain, Snowflake mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 16,2% setelah menaikkan proyeksi pendapatan produk untuk tahun fiskal 2026, didorong oleh tingginya permintaan solusi AI.

HP Inc juga mengalami kenaikan sebesar 3,4% setelah membukukan pendapatan kuartal III yang melampaui ekspektasi, berkat meningkatnya permintaan PC berbasis AI.

Selain kinerja perusahaan, ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) pada bulan September juga menjadi katalis yang membayangi pergerakan Wall Street.

Data dari LSEG menunjukkan bahwa pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga mencapai 84,2%.

Nvidia Tetap Tumbuh, Tapi Ketidakpastian di China Bayangi Prospek

Optimisme ini didukung oleh data klaim pengangguran mingguan yang lebih rendah dari perkiraan, serta pemulihan (rebound) laba korporasi pada kuartal II.

Fokus utama investor saat ini tertuju pada rilis data Personal Consumption Expenditures (PCE) pada hari Jumat. Data PCE merupakan indikator inflasi penting yang dapat memengaruhi arah kebijakan The Fed.

Selain itu, pasar juga menantikan pidato Gubernur The Fed Christopher Waller, yang dikenal dovish dan merupakan salah satu kandidat potensial pengganti Jerome Powell tahun depan.

Sementara itu, ketidakpastian terkait independensi bank sentral AS tetap tinggi setelah Presiden Donald Trump pekan ini berupaya memecat Gubernur The Fed Lisa Cook.

Dari sektor konsumsi, saham Hormel Foods mengalami penurunan tajam sebesar 13,8% setelah proyeksi laba kuartalannya meleset dari ekspektasi pasar.

Ringkasan

Bursa saham AS menunjukkan kinerja beragam, dengan Nasdaq tertekan oleh penurunan saham Nvidia. Kekhawatiran pasar terkait penjualan Nvidia di China, diperparah oleh tensi perdagangan AS-China, menjadi sentimen negatif. Meskipun Nvidia masih optimis dengan permintaan AI, ketidakpastian pendapatan dari China menjadi fokus perhatian investor.

Selain Nvidia, saham sektor teknologi lain seperti AMD, Meta, dan Microsoft mengalami koreksi. Namun, beberapa perusahaan seperti Snowflake dan HP Inc mencatatkan kenaikan signifikan berkat permintaan AI dan kinerja kuartalan yang baik. Pasar juga menantikan data PCE dan pidato Gubernur The Fed, serta terus mencermati isu independensi bank sentral AS.

Also Read

Tags