Inpex Bocorkan Calon Pembeli Gas Blok Masela: Siapa Mereka?

Hikma Lia

INPEX Corporation mengincar sejumlah negara di Asia sebagai calon pembeli potensial gas alam cair (LNG) dari Proyek Abadi Masela. Presiden Direktur INPEX, Takayuki Ueda, menyebutkan Jepang, Malaysia, hingga Taiwan sebagai pasar ekspor LNG yang sangat menjanjikan dari blok migas raksasa tersebut.

“Selain Indonesia, banyak perusahaan dari negara-negara Asia seperti China, Korea Selatan, Taiwan, dan lainnya yang menunjukkan minat besar. Pertumbuhan ekonomi mereka yang pesat mendorong kebutuhan LNG yang signifikan,” ungkap Ueda dalam acara peresmian tahapan desain teknis proyek gas Lapangan Abadi, yang berlangsung di Jakarta Selatan, Kamis, 28 Agustus 2025.

Proyek strategis Blok Masela ini dikelola oleh Inpex Masela Ltd. dengan kepemilikan hak partisipasi sebesar 65 persen. Sementara itu, PT Pertamina Hulu Energi Masela memegang 20 persen, dan Petronas Masela Sdn. Bhd. memiliki 15 persen. Proyek LNG Abadi sendiri mencakup pembangunan dua train kilang LNG darat (OLNG) dengan kapasitas total mencapai 9,5 juta metrik ton per tahun (mtpa). Selain itu, proyek ini juga akan menyalurkan gas pipa sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) untuk memenuhi kebutuhan domestik, serta menghasilkan kondensat sebanyak 35.000 barel per hari (bcpd).

Tidak hanya berfokus pada pasar ekspor, Ueda menegaskan bahwa pasokan LNG Abadi juga akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditunjuk sebagai offtaker utama, yaitu PT PLN (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan PT Pupuk Indonesia (Persero). Sebagai langkah awal, Inpex telah menandatangani tiga dokumen heads of agreements (HoA) dengan ketiga perusahaan pelat merah tersebut.

“HoA ini akan segera ditindaklanjuti dengan letter of agreement (LoA) agar kerja sama yang terjalin menjadi lebih jelas dan mengikat secara hukum. Kami sangat optimis karena kebutuhan energi di Indonesia sendiri sangat besar dan terus meningkat,” imbuh Ueda.

Lebih lanjut, Ueda menjelaskan bahwa pengembangan Proyek Lapangan Gas Abadi saat ini telah memasuki tahap front end engineering design (FEED). Pengerjaan FEED ini ditargetkan rampung pada Desember 2025 dan mencakup empat paket utama, yaitu kilang OLNG, fasilitas terapung FPSO, jaringan subsea (SURF), serta pipa ekspor gas (GEP).

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyatakan bahwa dimulainya tahapan FEED ini merupakan tonggak penting setelah proyek ini mengalami penundaan selama 26 tahun. Ia berharap agar tahapan krusial ini dapat diselesaikan dalam waktu tiga bulan, mencontoh keberhasilan ENI dalam menyelesaikan proyek Geng North. “Sejalan dengan proses FEED, kami juga secara paralel menyelesaikan berbagai perizinan, termasuk analisis dampak lingkungan (amdal) yang ditargetkan selesai pada September 2025,” pungkas Djoko.

Pilihan Editor: Perusahaan Energi Asal Jepang Ikut Garap Proyek Pembangkit Listrik di Sumatera Selatan

Ringkasan

Inpex Corporation membidik beberapa negara Asia seperti Jepang, Malaysia, dan Taiwan sebagai calon pembeli LNG dari Proyek Abadi Masela. Selain pasar ekspor, pasokan LNG juga akan dialokasikan untuk kebutuhan domestik, dengan PLN, PGN, dan Pupuk Indonesia ditunjuk sebagai offtaker utama dan telah menandatangani heads of agreements.

Proyek Lapangan Gas Abadi, yang dikelola oleh Inpex Masela Ltd. (65%), Pertamina Hulu Energi Masela (20%), dan Petronas Masela Sdn. Bhd. (15%), kini memasuki tahap front end engineering design (FEED). FEED ditargetkan selesai Desember 2025, sementara SKK Migas berupaya mempercepat perizinan, termasuk amdal yang ditargetkan selesai September 2025.

Also Read

Tags