BANYU POS – JAKARTA. Kinerja keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) pada semester I-2025 menunjukkan catatan yang kurang menggembirakan, terutama jika dilihat dari perolehan laba bersih perusahaan.
Meskipun laporan keuangan PGAS mencatat kenaikan pendapatan sebesar 5,43% *year on year* (yoy) menjadi US$ 1,94 miliar pada semester pertama tahun ini, namun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk justru mengalami penurunan signifikan. Angka laba bersih PGAS merosot 22,60% yoy menjadi US$ 144,42 juta pada periode yang sama.
Hasil RUPSLB PGN (PGAS): Arief Kurnia Risdanto Jadi Dirut
Menurut Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, penurunan laba bersih PGAS ini selaras dengan beban operasional yang meningkat. Beban pokok pendapatan PGAS tercatat naik 13,29% yoy menjadi US$ 1,62 miliar pada semester I-2025, sebuah persentase yang lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan perusahaan. Pemicu utama kenaikan beban ini adalah peningkatan pembelian gas bumi oleh PGAS sebesar 23,07% yoy menjadi US$ 1,06 miliar.
“Kinerja PGAS juga tertekan oleh kerugian akibat selisih kurs yang terjadi di semester pertama,” ungkap Nafan pada Senin (1/9/2025).
Berdasarkan laporan keuangan, PGAS mencatatkan rugi selisih kurs sebesar US$ 15,96 juta pada semester I-2025. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan masih membukukan laba selisih kurs sebesar US$ 993.530.
Laba Bersih PGN (PGAS) Terkoreksi 22,60% di Semester I-2025
Namun, harapan untuk perbaikan kinerja di semester II-2025 masih terbuka. Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, melihat adanya peluang bagi PGAS untuk mencatatkan kinerja keuangan yang lebih baik. Salah satu faktor pendorongnya adalah kepastian pasokan gas tambahan melalui skema swap gas multipihak yang mulai berlaku sejak 22 Agustus 2025.
Perjanjian swap gas ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari kontraktor gas di sektor hulu hingga pembeli, termasuk West Natuna Supply Group (Medco E&P Natuna Ltd, Premier Oil Natuna Sea B.V., Star Energy (Kakap) Ltd.), South Sumatra Sellers (Medco E&P Grissik Ltd., PetroChina International Jabung Ltd.), PT Pertamina, PGN, Sembcorp Gas Pte Ltd., serta Gas Supply Pte Ltd.
“Jaminan pemerintah terhadap keamanan pasokan gas domestik melalui skema swap dan optimalisasi LNG (Liquefied Natural Gas) menjadi sentimen positif yang signifikan bagi PGAS,” jelas Wafi pada hari yang sama.
Selain itu, upaya berkelanjutan PGAS dalam mengembangkan infrastruktur transmisi gas bumi juga diharapkan memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Infrastruktur yang memadai akan mempermudah proses distribusi gas bumi, sehingga PGAS dapat memperluas penetrasi pasar, baik di sektor ritel maupun industri.
Meskipun demikian, volatilitas harga gas alam dunia dan potensi gangguan pasokan gas di sektor hulu tetap menjadi tantangan yang membayangi kinerja PGAS.
PGAS Chart by TradingView
Wafi merekomendasikan trading buy saham PGAS dengan target harga Rp 1.700 per saham.
Sementara itu, Nafan memberikan rekomendasi akumulasi beli untuk saham PGAS dengan target harga antara Rp 1.715 hingga Rp 2.290 per saham.
Ringkasan
Pada semester I-2025, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 5,43% menjadi US$ 1,94 miliar. Namun, laba bersih perusahaan justru mengalami penurunan signifikan sebesar 22,60% menjadi US$ 144,42 juta, terutama disebabkan oleh peningkatan beban operasional dan kerugian selisih kurs. Beban pokok pendapatan PGAS naik 13,29% menjadi US$ 1,62 miliar, didorong oleh peningkatan pembelian gas bumi.
Meskipun demikian, terdapat harapan perbaikan kinerja di semester II-2025 dengan adanya kepastian pasokan gas tambahan melalui skema swap gas multipihak. Analis melihat jaminan pemerintah terhadap keamanan pasokan gas domestik dan pengembangan infrastruktur transmisi gas bumi sebagai sentimen positif. Analis merekomendasikan trading buy dan akumulasi beli untuk saham PGAS dengan target harga bervariasi.