Investasi Aman Saat Krisis: Tips Jitu dari Perencana Keuangan

Hikma Lia

BANYU POS JAKARTA. Kendati diwarnai berbagai dinamika, iklim investasi di Indonesia diprediksi tetap konstruktif hingga akhir 2025. Investor dinilai masih memiliki peluang untuk memanfaatkan situasi yang ada demi meraih keuntungan.

Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan, mengungkapkan beberapa sentimen utama yang perlu diperhatikan investor saat ini. Faktor-faktor tersebut meliputi perkembangan politik dalam negeri, arah kebijakan suku bunga dari The Fed dan Bank Indonesia (BI), fluktuasi nilai tukar rupiah, pergerakan harga komoditas global, serta arus modal asing.

“Asalkan fundamental ekonomi Indonesia tetap solid, dengan defisit fiskal yang rendah, inflasi yang terkendali, dan pertumbuhan yang stabil, koreksi pasar cenderung bersifat sementara,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (2/9/2025).

Bagi investor yang mencari instrumen yang lebih aman, Felix menyarankan obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN). Menurutnya, SBN masih cukup menarik karena menawarkan imbal hasil yang atraktif pada level saat ini.

“Potensi *capital gain* juga menjadi daya tarik tersendiri, terutama jika BI mengikuti tren global dengan menurunkan suku bunga pada tahun depan,” tambahnya.

Emas juga layak dipertimbangkan sebagai instrumen lindung nilai, mengingat adanya ketidakpastian politik dan ekonomi global. Sementara itu, kripto dapat menjadi opsi diversifikasi bagi investor dengan profil risiko agresif, meskipun perlu diingat bahwa volatilitasnya lebih tinggi dan rentan terhadap efek musiman, seperti *September Effect*.

“Memegang sebagian dana tunai juga merupakan strategi yang masuk akal. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi investor untuk mengambil peluang beli saat harga sedang murah ketika pasar terkoreksi,” jelasnya.

Perencana Keuangan Finansia Consulting, Eko Endarto, menuturkan bahwa investor dihadapkan pada dua pilihan dalam situasi seperti ini: melihatnya sebagai peluang atau sebagai ancaman. Jika investor melihatnya sebagai peluang, inilah saat yang tepat untuk memperbaiki dan menambah portofolio saat pasar sedang mengalami penurunan.

Sebaliknya, jika investor menganggap situasi ini sebagai krisis, maka memegang uang tunai (*cash*) adalah pilihan yang bijak. Kemudian, diikuti dengan emas dan instrumen lainnya, seperti kripto.

Alasannya, *cash* memberikan investor fleksibilitas dan kesempatan untuk bertindak di tengah krisis. Emas berfungsi sebagai pengaman terhadap ancaman penurunan nilai mata uang.

“Sementara itu, kripto dapat dianggap sebagai aset yang relatif aman karena tidak berbentuk fisik dan semakin diakui serta digunakan di berbagai belahan dunia,” paparnya.

Ke depan, Eko Endarto menambahkan, jika pemerintah mampu menjamin keamanan dalam negeri dengan pengelolaan yang tepat dan di tangan yang kompeten, kondisi ekonomi akan pulih dengan cepat. “Di tahun 2025 ini, kondisi masih terbilang aman, asalkan stabilitas politik tetap terjaga,” tegasnya.

Eko juga memberikan saran mengenai strategi diversifikasi portofolio yang sesuai dengan profil risiko masing-masing investor.

Untuk investor konservatif, disarankan untuk mengalokasikan 50% dana dalam bentuk tunai dan 50% sisanya diinvestasikan pada aset emas. Investor moderat dapat mengalokasikan 50% dana dalam bentuk tunai, 30% di emas, dan 20% di saham.

Sementara itu, investor agresif dapat menginvestasikan 50% dananya di emas dan 50% sisanya di saham atau kripto.

Ringkasan

Dalam menghadapi dinamika investasi hingga akhir 2025, investor disarankan untuk memperhatikan sentimen utama seperti perkembangan politik, kebijakan suku bunga, nilai tukar rupiah, dan harga komoditas. Untuk instrumen yang lebih aman, obligasi pemerintah (SBN) dan emas layak dipertimbangkan. Selain itu, memegang sebagian dana tunai memberikan fleksibilitas saat pasar terkoreksi.

Strategi diversifikasi portofolio perlu disesuaikan dengan profil risiko investor. Investor konservatif dapat mengalokasikan dana ke tunai dan emas, investor moderat ke tunai, emas, dan saham, sementara investor agresif dapat menginvestasikan dana di emas dan saham atau kripto. Stabilitas politik dan pengelolaan ekonomi yang tepat akan mempercepat pemulihan kondisi ekonomi.

Also Read

Tags