Dolar AS Tertekan? Intip Proyeksi Indeks Dolar Hingga Akhir Tahun!

Hikma Lia

BANYU POS – JAKARTA. Mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) masih menunjukkan tren pelemahan. Berdasarkan data Bloomberg, Indeks Dolar AS (DXY) tercatat anjlok hingga 9,11% secara year to date (ytd) ke level 98,33 sejak awal tahun 2025.

Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, memprediksi bahwa indeks Dolar AS masih akan cenderung melemah dalam jangka pendek. Hal ini dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan ketidakpastian politik global.

Lebih lanjut, Andy menjelaskan bahwa kebijakan The Fed menjadi sentimen utama yang memengaruhi pergerakan Dolar AS. Arah kebijakan suku bunga The Fed akan menjadi kunci utama; semakin dovish kebijakan tersebut, semakin besar potensi pelemahan Dolar AS. Selain itu, ketidakpastian politik dan independensi bank sentral juga menimbulkan keraguan bagi investor untuk berinvestasi dalam Dolar AS.

Faktor geopolitik dan perdagangan global, seperti ketegangan dagang dan penerapan tarif, turut memberikan tekanan pada Dolar AS. Arus modal global juga memainkan peran penting. Jika investor berbondong-bondong mencari aset safe-haven lain seperti emas atau Yen, Dolar AS akan ikut merasakan dampaknya.

“Pada akhir kuartal IV, ada peluang rebound tipis jika inflasi AS kembali naik atau The Fed menahan diri untuk memangkas suku bunga terlalu agresif,” ujar Andy kepada Kontan, Rabu (3/9/2025).

Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,01% ke Rp 16.416 per Dolar AS pada Rabu (3/9/2025)

Meski demikian, Andy berpendapat bahwa Dolar AS masih layak dikoleksi untuk jangka pendek, terutama jika terjadi rebound di akhir kuartal. Namun, untuk investasi jangka menengah hingga panjang, ia menyarankan agar tidak terlalu dominan dalam portofolio. “Lebih aman untuk mengambil keuntungan sebagian atau melakukan hedging,” sarannya.

Sebagai alternatif, Andy merekomendasikan beberapa mata uang yang bisa dilirik, antara lain Euro (EUR) karena stabilitasnya di saat Dolar AS melemah, Poundsterling (GBP) karena valuasinya yang relatif murah dan menarik.

Selain itu, Dolar Australia (AUD) juga memiliki potensi jika harga komoditas global menguat. Serta Yen Jepang (JPY) yang merupakan pilihan klasik sebagai aset safe-haven, yang biasanya menguat saat terjadi gejolak global.

“Pergerakan (indeks Dolar AS) umumnya diproyeksikan di kisaran 98 – 100 menjelang akhir tahun,” pungkas Andy.

Secara terpisah, Analis PT Finex Bisnis Solusi Future, Brahmantya Himawan, menyampaikan bahwa kondisi pasar global yang penuh kehati-hatian, ditambah dengan konflik Rusia-Ukraina yang berkelanjutan, mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven, yang pada gilirannya memberikan dukungan bagi Indeks Dolar AS (DXY). Meskipun demikian, sentimen bullish pada Dolar AS berpotensi terbatas.

Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) semakin menguat, seiring dengan pernyataan bernada dovish dari sejumlah pejabat The Fed. Alat CME FedWatch kini menunjukkan probabilitas hampir 91% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan September, naik dari sekitar 85% pada pekan lalu.

“Di sisi lain, ketidakpastian di ranah tarif dagang juga menjadi faktor penekan bagi DXY,” kata Bram.

Dolar AS Tertatih Pasca Libur Labor Day Selasa (2/9), Investor Beralih ke Emas

Lebih lanjut, Bram menjelaskan bahwa pengadilan Banding AS pada Jumat lalu memutuskan bahwa tarif unilateral skala besar yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump terhadap sejumlah negara dianggap ilegal. Trump menanggapi dengan menyatakan pada Selasa malam bahwa dirinya akan meminta Mahkamah Agung untuk melakukan “putusan yang dipercepat.”

Bram memproyeksikan bahwa level atas Dolar AS (DXY) berpotensi mencapai 100,00 dan level bawah berpotensi mencapai 96,50.

Ringkasan

Indeks Dolar AS (DXY) menunjukkan pelemahan signifikan sebesar 9,11% sejak awal tahun 2025, dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan ketidakpastian geopolitik global. Analis memprediksi tren ini akan berlanjut dalam jangka pendek, dengan kebijakan The Fed sebagai sentimen utama. Meskipun demikian, peluang rebound tipis mungkin terjadi di akhir kuartal IV jika inflasi AS meningkat atau The Fed menahan diri dari pemangkasan suku bunga agresif.

Proyeksi pergerakan indeks Dolar AS diperkirakan berada di kisaran 98-100 menjelang akhir tahun. Selain itu, ketidakpastian terkait tarif dagang dan konflik global juga memberikan tekanan pada Dolar AS. Sebagai alternatif investasi, Euro, Poundsterling, Dolar Australia, dan Yen Jepang direkomendasikan sebagai pilihan yang menarik.

Also Read

Tags