BANYU POS, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus mengakui kekuatan zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (8/9/2025). Sentimen negatif ini dipicu oleh pengumuman mengejutkan dari Presiden Prabowo Subianto terkait perombakan (reshuffle) Kabinet Merah Putih.
Penutupan perdagangan hari ini mencatatkan IHSG di angka 7.766,84, terkoreksi sebesar 1,28% atau setara dengan 100,49 poin. Pergerakan ini membalikkan tren positif yang sebelumnya sempat menghiasi bursa saham.
Menurut Tim Riset Phintraco Sekuritas, pasar merespons negatif reshuffle menteri, terutama setelah nama Menteri Keuangan turut masuk dalam daftar penggantian. Tekanan jual terutama terasa pada saham-saham perbankan.
Kekhawatiran akan ketidakpastian kebijakan ekonomi menjadi alasan utama reaksi pasar ini. “Investor kini menanti dan mencermati arah kebijakan yang akan diambil oleh para pejabat baru. Apakah kebijakan tersebut selaras dengan ekspektasi pasar dan mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian?” ungkap Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam laporan hariannya.
Dari sudut pandang teknikal, terlihat pelebaran negative slope pada MACD (Moving Average Convergence Divergence), serta indikasi Stochastic RSI yang berpotensi membentuk Death Cross di area pivot. IHSG juga gagal mempertahankan posisinya di atas level MA20 (Moving Average 20 hari) di sekitar 7842. “Dengan kondisi ini, dalam jangka pendek, IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dan menguji level support di rentang 7.630-7.650,” jelasnya.
Selain sentimen reshuffle, penurunan cadangan devisa Indonesia pada bulan Agustus 2025 turut membebani pasar. Cadangan devisa tercatat turun menjadi US$150,7 miliar dari US$152 miliar pada bulan Juli 2025.
Meskipun menyentuh level terendah dalam sembilan bulan terakhir, Tim Riset Phintraco Sekuritas menekankan bahwa level cadangan devisa saat ini masih tergolong solid. Jumlah tersebut masih mampu membiayai 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang, jauh di atas standar minimum 3 bulan impor. Penurunan ini disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri dan intervensi Bank Indonesia (BI) dalam menstabilkan nilai tukar rupiah di tengah gejolak pasar keuangan global.
Di sisi lain, terdapat kabar baik dari sektor otomotif. Penjualan sepeda motor pada bulan Agustus 2025 mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 0,7% year on year (YoY). Angka ini membaik signifikan dibandingkan bulan Juli 2025 yang mengalami penurunan 2% YoY. “Kenaikan YoY ini merupakan yang pertama kalinya dalam empat bulan terakhir, seiring dengan penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI),” imbuhnya.
Untuk perdagangan Selasa (9/9/2025), IHSG diproyeksikan akan bergerak dengan level support di 7.630 dan resistance di 7.850, dengan pivot di 7.800.
Sebagai rekomendasi, Tim Riset Phintraco Sekuritas menyarankan investor untuk mencermati pergerakan saham-saham seperti HMSP, ASII, GGRM, BSDE, dan SIDO pada perdagangan esok hari.
Ringkasan
IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 1,28% pada hari Senin, 8 September 2025, ditutup pada level 7.766,84. Penurunan ini dipicu oleh pengumuman reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto, terutama penggantian Menteri Keuangan, yang menimbulkan kekhawatiran akan ketidakpastian kebijakan ekonomi dan memicu aksi jual, terutama pada saham perbankan.
Selain sentimen reshuffle, penurunan cadangan devisa Indonesia pada bulan Agustus juga turut membebani pasar, meskipun levelnya masih dianggap solid. Secara teknikal, IHSG berpotensi melanjutkan koreksi, dengan proyeksi support di 7.630 dan resistance di 7.850 untuk perdagangan Selasa, 9 September 2025. Investor disarankan untuk mencermati saham-saham tertentu seperti HMSP, ASII, GGRM, BSDE, dan SIDO.