Sponsored

Proyeksi Rupiah Besok: Peluang Rebound dan Faktor Penentunya

Hikma Lia

BANYU POS JAKARTA. Setelah sempat tertekan cukup dalam, nilai tukar rupiah menunjukkan tanda-tanda pemulihan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (10/9/2025).

Data Bloomberg mencatat, rupiah spot ditutup menguat tipis sebesar 0,07% ke level Rp 16.470 per dolar AS pada Rabu (10/9/2025). Penguatan ini sedikit melegakan setelah perdagangan hari sebelumnya.

Sponsored

Senada dengan data Bloomberg, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan penguatan. Rupiah tercatat menguat 0,03% ke level Rp 16.457 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya.

Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai bahwa penguatan tipis rupiah ini terjadi seiring dengan sentimen risk on yang positif di pasar ekuitas domestik dan regional. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed menjadi salah satu faktor utama yang mendorong penguatan rupiah.

Kurs Rupiah Menguat Tipis, Masih Berada di Sekitar Rp 16.500, Rabu (10/9)

Namun, Lukman Leong juga menyoroti faktor domestik yang menahan laju penguatan rupiah. “Sentimen negatif dari pemberhentian Sri Mulyani membatasi penguatan,” ungkapnya kepada Kontan, Rabu (10/9/2025), mengindikasikan bahwa perubahan dalam kabinet memberikan dampak pada sentimen pasar.

Menjelang perdagangan Kamis (11/9/2025), Lukman memprediksi bahwa sentimen domestik masih akan memberikan tekanan, sebagai respons pasar terhadap pergantian menteri keuangan. Situasi ini berpotensi memengaruhi pergerakan rupiah.

Meskipun demikian, Lukman tetap optimistis bahwa penguatan mata uang Garuda masih berpeluang berlanjut. Faktor-faktor pendukung seperti pelemahan dolar AS dan intervensi dari Bank Indonesia (BI) diyakini dapat menjadi penopang bagi rupiah.

Lebih lanjut, Lukman menambahkan, “Sementara itu, dari data ekonomi, pada Rabu malam ini akan dirilis data inflasi produsen AS, dan pada Kamis ada rilis data penjualan ritel Indonesia.” Data-data ekonomi ini akan menjadi perhatian pasar dan dapat memengaruhi arah pergerakan rupiah.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Lukman memperkirakan bahwa rupiah akan berkonsolidasi dengan potensi penguatan maupun pelemahan yang relatif terbatas. Pasar cenderung akan mencari keseimbangan baru.

Oleh karena itu, untuk perdagangan Kamis (11/9/2025), Lukman memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.400 – Rp 16.550 per dolar AS. Kisaran ini mencerminkan potensi volatilitas yang masih akan terjadi di pasar valuta asing.

Ringkasan

Rupiah menunjukkan penguatan tipis pada Rabu (10/9/2025), mencapai Rp 16.470 per dolar AS (Bloomberg) dan Rp 16.457 (Jisdor BI). Penguatan ini didorong sentimen positif pasar ekuitas dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Namun, pemberhentian Sri Mulyani memberikan sentimen negatif yang membatasi penguatan.

Meskipun sentimen domestik masih menekan, potensi penguatan rupiah tetap ada berkat pelemahan dolar AS dan intervensi BI. Data inflasi produsen AS dan penjualan ritel Indonesia akan memengaruhi pergerakan rupiah. Lukman Leong memproyeksikan rupiah akan berkonsolidasi di kisaran Rp 16.400 – Rp 16.550 per dolar AS pada Kamis (11/9/2025).

Sponsored

Also Read

Tags