BANYU POS JAKARTA. Setelah sempat menghadapi tekanan signifikan pada awal pekan ini, harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kini kembali bangkit menunjukkan penguatan. Rebound ini didorong oleh persepsi pasar bahwa valuasi saham bank swasta terbesar di Indonesia tersebut terbilang menarik dan relatif murah.
Pada perdagangan hari Rabu (10/9), saham BCA menguat tajam sebesar 3,65%, ditutup pada level Rp 7.800 per saham. Kenaikan ini menjadikannya yang tertinggi di antara bank-bank besar lainnya, yang hanya mencatatkan kenaikan di bawah 3%. Performa impresif BBCA ini menandakan daya tarik kuat di mata investor.
Salah satu faktor utama yang memicu kenaikan harga saham BBCA adalah penurunan drastis tekanan jual dari investor asing. Tercatat, net foreign sell hanya mencapai Rp 83 miliar pada hari tersebut, jauh berbeda dari sehari sebelumnya yang sempat menyentuh angka Rp 2,1 triliun. Pelemahan tekanan jual ini memberikan ruang bagi saham untuk kembali menguat.
Cermati Rekomendasi Saham Saratoga Investama (SRTG) yang Jual 211,20 Juta Saham MDKA
Selain itu, aktivitas perdagangan saham BCA juga sangat menonjol. Total volume saham yang diperdagangkan pada hari itu mencapai 2,47 juta lot, dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,91 triliun. Angka ini menempatkan BBCA sebagai saham dengan nilai transaksi tertinggi (top value) di Bursa Efek Indonesia pada sesi perdagangan tersebut, menegaskan posisinya sebagai primadona pasar.
Menurut analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis, penguatan harga BBCA secara jelas mencerminkan respons positif pasar terhadap valuasi saham yang kini dinilai sangat atraktif. Ini menjadi sinyal kuat bagi para investor untuk kembali melirik saham unggulan ini.
Berdasarkan analisisnya, rasio price to book value (PBV) BBCA saat ini berada di kisaran 3,6–3,7 kali. Angka ini secara signifikan lebih rendah dibandingkan rata-rata historisnya yang kerap berada di atas 4 kali. Situasi ini menciptakan peluang investasi yang langka bagi investor yang jeli.
“Dengan PBV di kisaran 3,6–3,7 kali, level ini tergolong jarang terjadi untuk bank sekelas BBCA yang ditopang oleh fundamental yang sangat kuat. Investor melihat ini sebagai momentum emas untuk kembali melakukan akumulasi saham,” terang Abdul Azis pada Kamis (11/9).
Simak Rekomendasi Saham ADRO, MBMA, MDKA, SMGR, dan TLKM, Senin (8/9)
Azis juga menekankan bahwa performa fundamental BBCA tetap kokoh dan solid. Pada semester I-2025, BCA berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 959 triliun, mencatat pertumbuhan impresif sebesar 12,9% secara tahunan (YoY). Angka pertumbuhan ini jauh melampaui rata-rata industri yang hanya 7,3% YoY, menunjukkan efisiensi dan jangkauan pasar BCA yang superior.
Laba bersih BCA tercatat sebesar Rp 29 triliun, melonjak 8% YoY. Kenaikan ini didorong oleh pendapatan bunga yang mencapai Rp 42,5 triliun serta pendapatan non-bunga sebesar Rp 13,7 triliun. Dari aspek efisiensi, rasio beban terhadap pendapatan (CIR) juga menunjukkan perbaikan signifikan, berada di level 29,1%.
Lebih lanjut, Azis menyoroti bagaimana likuiditas BBCA tetap terjaga dengan sangat baik di tengah ketatnya pasar dana pihak ketiga (DPK). Berbeda dengan beberapa bank lain yang mungkin kesulitan, BCA berhasil mempertahankan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) pada kisaran ideal 76–78%.
“Proporsi dana murah atau CASA juga sangat dominan, mencapai 82,5%. Kombinasi ini tidak hanya menjaga Net Interest Margin (NIM) BBCA relatif stabil, tetapi juga memberikan ruang ekspansi yang lebih luas di masa depan,” imbuhnya.
Cek Rekomendasi Saham ADMR, ESSA, dan GOTO untuk Perdagangan Senin (8/9)
Kenaikan harga saham BBCA juga mendapatkan dukungan kuat dari konsensus pasar yang sangat positif. Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa sebanyak 34 analis secara aktif merekomendasikan “buy” untuk saham BBCA, sementara hanya tiga analis yang menyarankan “hold”.
Konsensus ini juga menetapkan target harga rata-rata pada level Rp 10.824 per saham. Angka ini mengindikasikan bahwa masih ada potensi kenaikan harga lebih dari 38% dari level penutupan perdagangan kemarin, menjadikan BBCA pilihan menarik bagi investor yang mencari pertumbuhan.
Ringkasan
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami penguatan signifikan, ditutup pada Rp 7.800 per saham, didorong oleh valuasi yang dianggap menarik dan rendahnya tekanan jual asing. Volume perdagangan tinggi dan nilai transaksi tertinggi di Bursa Efek Indonesia menunjukan minat investor yang besar. Analis melihat rasio PBV BBCA di kisaran 3,6-3,7 kali sebagai peluang investasi yang jarang terjadi untuk bank dengan fundamental kuat.
Fundamental BBCA tetap solid dengan pertumbuhan kredit 12,9% YoY dan laba bersih Rp 29 triliun. Rasio CIR membaik dan LDR terjaga di kisaran ideal. Likuiditas yang kuat ditunjang oleh CASA yang dominan (82,5%). Konsensus pasar sangat positif dengan 34 analis merekomendasikan beli dan target harga rata-rata Rp 10.824 per saham.