Sponsored

Suku Bunga Turun? Saatnya Borong Saham BBRI, BBNI, BBTN, BMRI!

Hikma Lia

BANYU POS JAKARTA. Saham perbankan menunjukkan prospek yang menjanjikan, didorong oleh langkah strategis Kementerian Keuangan dalam menyuntikkan likuiditas ke bank-bank Himbara. Dukungan tambahan datang dari Bank Indonesia (BI) melalui kebijakan penurunan suku bunga acuan, yang semakin memperkuat sentimen positif terhadap sektor ini.

Sponsored

Analis pasar pun ramai memberikan rekomendasi untuk sejumlah saham emiten perbankan. Berikut ulasan lengkap mengenai rekomendasi saham di sektor perbankan yang patut Anda pertimbangkan:

1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

Saat ini, BBRI tengah menanti aturan teknis yang lebih rinci dari Kementerian Keuangan sebelum merealisasikan penyaluran pembiayaan ke koperasi desa dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan. Meski plafon yang tersedia mencapai Rp 3 miliar per koperasi, realisasi pencairan diperkirakan akan lebih rendah mengingat proses seleksi yang ketat.

Di sisi lain, kualitas kredit mikro masih menjadi perhatian. Tercatat, Non Performing Loan (NPL) di segmen ini mencapai Rp 2,4 triliun pada semester pertama tahun 2025, melampaui ekspektasi awal. Kondisi ini memicu asumsi biaya kredit yang lebih tinggi, meskipun bank masih memiliki buffer overlay sebesar Rp 2 triliun.

Namun, dalam jangka menengah, prospek BBRI tetap solid. Hal ini didukung oleh perbaikan jalur pendanaan melalui ekosistem payroll, penetrasi wholesale di sektor kesehatan dan pendidikan, serta tren normalisasi bunga simpanan.

Rekomendasi: Add

Target harga: Rp 4.900

Handy Noverdanius, Owen Tjandra, dan Elizabeth Noviana, CGS International Sekuritas dalam riset 21 Agustus 2025

2. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Selama periode Januari hingga Juli 2025, BBNI mencatatkan penurunan laba bersih bank sebesar 5,2% secara tahunan (yoy). Penurunan ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang kurang menggembirakan serta kenaikan biaya provisi.

Meskipun demikian, penyaluran kredit BBNI tetap tumbuh positif sebesar 6,3% yoy, sejalan dengan target yang ditetapkan. Pertumbuhan ini didorong oleh segmen korporasi, institusi, serta konsumer payroll dan KPR.

Strategi pendanaan yang berfokus pada dana murah atau CASA (Current Account Saving Account) terbukti efektif, dengan pertumbuhan mencapai 19,4% yoy menjadi Rp 625,7 triliun.

Meskipun margin bunga bersih (NIM) mengalami tekanan, posisinya masih sesuai ekspektasi, didukung oleh penurunan biaya dana yang secara bertahap membaik.

Risiko utama yang perlu diperhatikan meliputi potensi pertumbuhan kredit yang lebih rendah dari perkiraan, likuiditas yang ketat akibat yield tinggi Surat Rupiah Bank Indonesia (SRBI), stagnasi NIM, serta kenaikan Cost of Fund (CoF) dan Cost of Credit (CoC) yang lebih besar dari proyeksi.

Adapun saham BBNI menunjukkan momentum positif dengan return 7,5% secara bulanan. Meski demikian, potensi koreksi sehat masih terbuka setelah reli yang terjadi di sektor perbankan.

Rekomendasi: Buy

Target harga: Rp 5.110

Akhmad Nurcahyadi, KB Valbury Sekuritas dalam riset 3 September 2025

BBNI Chart by TradingView

3. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

Pada semester I-2025, BBTN berhasil mencatatkan total laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun, atau meningkat 13,6% YoY. Kinerja positif ini didorong oleh lonjakan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 55,1% YoY menjadi Rp 9,3 triliun, seiring dengan ekspansi margin bunga bersih (NIM) ke level 4,4%.

BBTN berpotensi meraih keuntungan dari program KUR Perumahan yang baru saja diluncurkan (Permenko No.13/2025). Program ini melengkapi skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan memberikan subsidi pembiayaan, baik untuk pengembang maupun pembeli rumah.

Meskipun tantangan struktural terkait kualitas aset dan bauran pendanaan masih ada, arah kebijakan saat ini memberikan lebih banyak peluang dibandingkan risiko. Faktor pendorong utama meliputi percepatan penyaluran FLPP, eksekusi KUR yang berhasil, serta pemulihan CASA.

Rekomendasi: Buy

Target harga: Rp 1.600

Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman, Samuel Sekuritas Indonesia dalam riset 28 Agustus 2025

4. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

BMRI membukukan laba bersih bank-only sebesar Rp 27,5 triliun pada Januari–Juli 2025, turun 6% yoy. Capaian ini baru mencapai 56% dari konsensus, mencerminkan kinerja yang sedikit di bawah ekspektasi.

Tekanan utama berasal dari kenaikan biaya operasional (opex) yang melonjak 27% yoy, sehingga mendorong Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) turun 7% yoy.

Hal ini mengimbangi pertumbuhan yang relatif moderat pada pendapatan bunga bersih (NII), yang naik sebesar 2% yoy, serta non-interest income (non-II) yang naik sebesar 6% yoy.

Adapun biaya kredit (CoC) menyusut ke level 0,7%, lebih rendah dari panduan manajemen di kisaran 1%–1,2%.

Penyaluran kredit dan dana pihak ketiga tumbuh sama-sama +10% yoy, dengan deposito berjangka naik 21% yoy, jauh melampaui pertumbuhan dana murah (CASA) yang naik sebesar 7% yoy.

Ke depan, untuk sektor bank termasuk BMRI, tekanan pada margin bunga bersih (NIM) diperkirakan akan mereda seiring dengan kondisi likuiditas yang berangsur membaik.

Rekomendasi: Buy

Target harga: Rp 7.100

Jovent Muliadi dan Axel Azriel, Indo Premier Sekuritas dalam riset 1 September 2025

Ringkasan

Artikel ini membahas prospek saham perbankan, khususnya BBRI, BBNI, BBTN, dan BMRI, di tengah sentimen positif dari suntikan likuiditas pemerintah dan penurunan suku bunga BI. Analis merekomendasikan beberapa saham perbankan dengan target harga tertentu berdasarkan kinerja dan potensi masing-masing bank.

Meskipun terdapat tantangan seperti NPL mikro pada BBRI dan penurunan laba bersih BBNI serta BMRI, secara umum sektor perbankan dinilai tetap menjanjikan. Faktor pendorongnya antara lain pertumbuhan kredit, fokus pada dana murah (CASA), dan potensi keuntungan dari program KUR perumahan.

Sponsored

Also Read

Tags