BANYU POS – JAKARTA. Kabar baik datang dari pasar valuta asing! Nilai tukar rupiah menunjukkan taji dan berhasil menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan spot hari Senin (29/9/2025), rupiah mencatatkan penguatan sebesar 0,35%, bertengger di posisi Rp 16.680 per dolar AS.
Tak hanya di pasar spot, performa positif rupiah juga tercermin dalam data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia. Rupiah menguat signifikan, naik 0,56% hingga mencapai level Rp 16.680 per dolar AS.
Lantas, apa yang menjadi motor penggerak penguatan rupiah ini? Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, memberikan pandangannya. Menurutnya, penguatan ini tak terlepas dari peran aktif Bank Indonesia (BI) yang melakukan intervensi di pasar.
Ibrahim menjelaskan bahwa BI telah mengerahkan seluruh instrumen yang dimilikinya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Langkah-langkah tersebut meliputi intervensi langsung di pasar spot, penggunaan instrumen Non Deliverable Forward (NDF) baik onshore maupun offshore, hingga pembelian Surat Berharga Negara (SBN).
“Pentingnya konsistensi sinyal kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah penguatan dolar AS dan gejolak pasar global. Instrumen Bank Indonesia (BI) dan pemerintah sudah memadai, tetapi koordinasi dan komunikasi perlu diperkuat agar ekspektasi pasar terkendali,” jelas Ibrahim, Senin (29/9/2025).
Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,35% ke Rp 16.680 per Dolar AS pada Senin (29/9/2025)
Lebih lanjut, Ibrahim menyoroti faktor eksternal yang turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Pasar saat ini tengah bersiap menghadapi potensi shutdown pemerintah AS yang bisa terjadi minggu ini jika Rancangan Undang-Undang (RUU) pendanaan tidak disetujui. Konsekuensinya, pendanaan untuk operasional federal AS akan berakhir pada tengah malam tanggal 30 September, mengingat Kongres belum memiliki dana pengganti atau perpanjangan.
Potensi shutdown pemerintah AS ini diperkirakan akan memberikan tekanan terhadap dolar AS.
“Shutdown pemerintah dapat menunda rilis data penggajian non-pertanian utama yang akan dirilis akhir pekan ini, dan juga berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi jika dibiarkan tidak terselesaikan dalam jangka waktu yang lama,” kata Ibrahim.
Menatap hari esok, Ibrahim memproyeksikan bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada hari Selasa (30/9/2025). Namun, ia optimis rupiah akan ditutup menguat dalam rentang Rp 16.630 – Rp 16.680 per dolar AS.
Rupiah Jisdor Menguat 0,57% ke Rp 16.680 per Dolar AS pada Senin (29/9/2025)
Ringkasan
Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada hari Senin, 29 September 2025. Rupiah mencatatkan penguatan di pasar spot sebesar 0,35% menjadi Rp 16.680 per dolar AS, dan juga menguat signifikan dalam data Jisdor Bank Indonesia sebesar 0,56% hingga mencapai level yang sama.
Penguatan rupiah ini didorong oleh intervensi Bank Indonesia (BI) melalui berbagai instrumen seperti intervensi langsung di pasar spot, penggunaan NDF, dan pembelian SBN. Selain itu, potensi shutdown pemerintah AS akibat belum disetujuinya RUU pendanaan juga memberikan tekanan pada dolar AS. Proyeksi untuk hari Selasa, 30 September 2025, adalah rupiah akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat.