KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kabar kurang sedap menghampiri pasar modal dalam negeri. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau merosot tajam pada penutupan perdagangan hari Selasa (14/10), mengindikasikan sentimen negatif yang tengah melanda bursa saham.
IHSG ditutup dengan penurunan signifikan sebesar 1,95% atau 160,67 poin, sehingga bertengger di level 8.066,52. Penurunan ini terjadi serentak dengan pelemahan yang juga dialami oleh bursa saham di berbagai negara Asia.
Sebagai perbandingan, indeks Hang Seng (Hong Kong) terkoreksi 1,73% ke level 25.441, indeks Shanghai Composite (Shanghai) melemah 0,62% ke posisi 3.865, dan indeks Nikkei 225 (Jepang) anjlok lebih dalam sebesar 2,58% ke 46.847.
Sentimen negatif juga terasa di bursa saham Korea Selatan, dengan indeks Kospi yang turun 0,63% ke level 3.561. Indeks Taiex (Taiwan) juga mengalami penurunan sebesar 0,48% ke 26.793, sementara indeks Straits Times (Singapura) tergerus 0,8% ke level 4.354.
IHSG Jatuh 1,95% ke 8.066, Net Sell Asing Rp 1,36 Triliun Hari Ini (14/10)
Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, menjelaskan bahwa kombinasi faktor global dan domestik menjadi penyebab utama penurunan IHSG pada hari ini.
Dari sisi global, pasar Asia secara umum tertekan oleh kekhawatiran akan eskalasi perang dagang dan ketidakpastian kebijakan antara Amerika Serikat dan China. Kondisi ini memicu aksi jual oleh investor asing di pasar saham, yang cenderung mengalihkan dana mereka ke aset-aset yang dianggap lebih aman (safe haven) seperti emas dan perak. Perlu diketahui, harga emas dan perak dalam beberapa waktu terakhir memang menunjukkan tren penguatan.
Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah semakin memperburuk sentimen dan menjadi alasan tambahan bagi investor asing untuk menarik dana mereka dari pasar dalam negeri.
Sementara itu, dari sisi domestik, pelemahan IHSG diperparah oleh aksi profit taking pada saham-saham konglomerasi yang selama ini menjadi penggerak utama indeks. Setelah mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa bulan terakhir, investor cenderung merealisasikan keuntungan, sehingga memberikan tekanan lebih dalam pada IHSG.
“Namun, menurut saya penurunan ini bersifat sementara. Jika ketidakpastian global mulai mereda dan sentimen kembali positif, IHSG berpotensi rebound cukup cepat,” ujar Ekky kepada Kontan, Selasa (14/10).
Saat ini, indeks sedang berupaya untuk bertahan di area support kuat 8.000–8.050. Potensi penurunan lanjutan menuju 7.850–7.900 dapat terjadi jika level support tersebut jebol (breakdown). Sebaliknya, jika terjadi rebound, level resistance terdekat berada di 8.200.
Menghadapi kondisi pasar yang volatil seperti ini, investor disarankan untuk tidak terlalu agresif dan menahan diri terlebih dahulu. Kekhawatiran global yang masih tinggi dan peluang koreksi lanjutan menjadi alasan utama untuk berhati-hati.
Waspada! IHSG Berpotensi Lanjut Melemah Pada Perdagangan Rabu (15/10)
“Langkah terbaik saat ini adalah menjaga likuiditas dan menyiapkan posisi cash untuk melakukan akumulasi bertahap ketika pasar mulai menunjukkan tanda-tanda jenuh jual atau stabilisasi harga,” imbuhnya.
Ekky merekomendasikan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) untuk dicermati investor, dengan target jangka pendek Rp 8.100 dan target swing Rp 8.500 per saham.
Secara terpisah, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, mengungkapkan bahwa koreksi yang terjadi pada IHSG disebabkan oleh pelemahan saham-saham perbankan yang masih berlanjut, serta pelemahan yang terjadi pada saham-saham grup konglomerat Prajogo Pangestu.
“Harga saham-saham konglomerat sudah terlalu mahal dan penguatan IHSG ke level 8.200 terlalu cepat,” kata Rully kepada Kontan, Selasa (14/10).
Meskipun demikian, Rully juga memprediksi bahwa IHSG akan kembali naik dalam beberapa waktu mendatang. Ia memproyeksikan level support IHSG dalam jangka pendek berada di posisi 7.850 dan resistance di 8.250.
Ringkasan
IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 1,95% pada penutupan perdagangan hari Selasa, mencapai level 8.066,52, seiring dengan pelemahan bursa saham Asia lainnya. Penurunan ini disebabkan oleh kombinasi faktor global, seperti kekhawatiran perang dagang AS-China dan pelemahan rupiah, serta faktor domestik berupa aksi profit taking pada saham-saham konglomerasi.
Analis menyarankan investor untuk berhati-hati dan menjaga likuiditas di tengah volatilitas pasar. Penurunan IHSG ini dinilai sementara dan berpotensi rebound jika sentimen global membaik. Level support kuat berada di 8.000-8.050, dengan resistance terdekat di 8.200.