BANYU POS, JAKARTA – Akhir Juli 2025 menjadi saksi pelemahan dolar AS, dipicu desakan Presiden Donald Trump kepada Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga. Tekanan semakin besar menjelang tenggat waktu penerapan tarif yang semakin dekat.
Data Bloomberg menunjukkan bahwa indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama dunia, merosot sekitar 0,7% pada pekan lalu. Penurunan ini mengakhiri reli positif yang terjadi selama dua minggu sebelumnya.
Depresiasi dolar AS semakin memperberat tahun yang penuh tantangan ini. Sepanjang tahun berjalan (year-to-date), dolar telah anjlok 8,5%, tertekan oleh berbagai faktor. Mulai dari perang dagang yang dipicu oleh Trump hingga kritikan berulang terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell.
“Dolar merespons ekspektasi yang meningkat terhadap pelonggaran kebijakan moneter The Fed, yang sebagian mungkin mencerminkan tekanan terhadap Powell,” ujar Jane Foley, Kepala Strategi Mata Uang di Rabobank, seperti dikutip Bloomberg pada Senin (28/7/2025).
The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga Bulan Ini Meski Sinyal Pemangkasan Menguat
Pada akhir pekan lalu, Trump sempat menyampaikan pandangannya tentang dolar AS kepada wartawan. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak akan secara terbuka mendukung mata uang yang lemah. Namun, di sisi lain, ia juga menyoroti manfaat ekonominya, terutama bagi sektor manufaktur AS.
“Saya adalah orang yang menyukai dolar yang kuat, tetapi dolar yang lemah membuat Anda menghasilkan jauh lebih banyak uang,” katanya.
Tekanan terhadap dolar AS juga datang dari sentimen di Eropa. Euro mengalami kenaikan 1% pada pekan lalu, seiring dengan keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mempertahankan suku bunga dan memberi sinyal bahwa jeda dalam siklus penurunan suku bunga kemungkinan akan diperpanjang.
Kini, perhatian para pelaku pasar tertuju pada pekan ini, dengan agenda utama rilis laporan ketenagakerjaan bulanan terbaru, tenggat waktu perjanjian dagang AS, dan keputusan suku bunga The Fed pada bulan Juli.
Saat ini, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 44 basis poin hingga akhir tahun, dengan pemangkasan pertama yang sepenuhnya diperkirakan terjadi pada pertemuan bulan Oktober. Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun berada di sekitar 4,38% pada Jumat (25/7/2025), sedikit lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya.
INDONESIAN RUPIAH / U.S. DOLLAR – TradingView
Ringkasan
Dolar AS mengalami pelemahan pada akhir Juli 2025, tertekan oleh desakan Presiden Trump kepada The Fed untuk menurunkan suku bunga dan sentimen di Eropa terkait keputusan ECB. Indeks dolar AS merosot sekitar 0,7% pada pekan lalu, memperburuk penurunan 8,5% year-to-date akibat perang dagang dan kritikan terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell.
Fokus pasar saat ini tertuju pada rilis laporan ketenagakerjaan, tenggat waktu perjanjian dagang AS, dan keputusan suku bunga The Fed bulan Juli. Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 44 basis poin hingga akhir tahun, dengan pemangkasan pertama diprediksi terjadi pada pertemuan bulan Oktober.