GOTO Fokus Insentif: Peluang Investasi Tersembunyi? Cek Rekomendasi Saham!

Hikma Lia

BANYU POS, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) terus menunjukkan sinyal positif dalam perjalanan menuju profitabilitas, salah satunya melalui strategi optimalisasi insentif yang terukur. Analis Ekuitas OCBC Sekuritas, Gani, melihat bahwa segmen layanan *on-demand* (ODS) GOTO telah berhasil membangun fondasi bisnis yang kokoh dengan skala yang memadai untuk menghasilkan keuntungan.

“Hal ini tercermin jelas dari perbaikan EBITDA yang disesuaikan (adj. EBITDA) secara konsisten dari waktu ke waktu,” ungkapnya dalam riset yang dipublikasikan pada 4 Juli 2025. Gani memproyeksikan bahwa hingga akhir tahun, EBITDA yang disesuaikan GOTO akan mencapai angka Rp 1,4 triliun, melonjak signifikan dari Rp 327 miliar pada tahun 2024. Proyeksi ambisius ini didorong oleh upaya berkelanjutan GOTO dalam mengoptimalkan insentif hingga akhir tahun.

Fokus utama GOTO pada paruh kedua tahun 2025 adalah pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan *big data* untuk meningkatkan efektivitas insentif. Selain itu, intensifikasi pendapatan juga didorong oleh inisiatif layanan premium seperti Food Express, GoCar Luxe, GoRide Comfort, serta armada pengiriman khusus yang menawarkan pengalaman berbeda bagi pengguna. Program berlangganan (subscription) dan layanan iklan juga diperkirakan akan terus menjadi fokus optimalisasi GOTO hingga akhir tahun 2025.

Potensi besar juga terlihat dari lini bisnis iklan GOTO. “Pendapatan iklan mencatat pertumbuhan impresif sebesar 45% *year-on-year* (YoY) pada kuartal pertama tahun ini, dan momentum positif ini diperkirakan akan terus berlanjut sepanjang tahun,” jelas Gani.

Selain itu, GoTo Financial (GTF), yang bermula dari peluncuran GoPay, juga mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan. Sejak peluncuran aplikasi GoPay pada kuartal III-2023, total pinjaman yang masih beredar (outstanding loan) mengalami peningkatan empat kali lipat, mencapai Rp 5,7 triliun pada kuartal I-2025, dari sebelumnya hanya Rp 1,4 triliun.

Gani memprediksi bahwa portofolio pinjaman GTF akan tumbuh 54% YoY menjadi Rp 8 triliun hingga akhir tahun 2025, sejalan dengan target yang ditetapkan oleh manajemen. Lebih jauh lagi, dalam jangka panjang, GTF dinilai masih memiliki peluang pertumbuhan yang sangat besar, mengingat masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses ke layanan perbankan formal.

Meskipun demikian, Gani menyarankan agar investor tetap berhati-hati dan mencermati persaingan yang semakin ketat di segmen transportasi *online* dan layanan dompet digital. “Perlu juga diwaspadai potensi masuknya pemain baru dengan dukungan modal besar di kedua segmen tersebut,” imbuhnya.

Sebagai penutup, Gani memberikan rekomendasi “beli” untuk saham GOTO dengan target harga Rp 100 per saham.

Saham GOTO Melemah, Investor Tetap Optimis

Perlu dicatat bahwa pada perdagangan Jumat (25/7), saham GOTO mengalami pelemahan sebesar 1,69% dengan nilai transaksi mencapai Rp 295,10 miliar. Sebelumnya, pada 24 Juli, saham GOTO juga ditutup melemah 1,67% dengan nilai transaksi mencapai Rp 200 miliar. Meskipun demikian, dengan strategi yang jelas dan fokus pada profitabilitas, banyak analis tetap optimis terhadap prospek jangka panjang GOTO.

Ringkasan

GOTO menunjukkan sinyal positif menuju profitabilitas melalui optimalisasi insentif, khususnya di segmen on-demand services (ODS) yang dinilai telah memiliki fondasi bisnis yang kokoh. Analis memproyeksikan peningkatan signifikan pada EBITDA yang disesuaikan, didorong oleh pemanfaatan AI dan big data untuk efektivitas insentif serta intensifikasi pendapatan melalui layanan premium dan program berlangganan.

Lini bisnis iklan dan GoTo Financial (GTF) juga menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, dengan pendapatan iklan tumbuh impresif dan total pinjaman GTF mengalami peningkatan signifikan. Meskipun persaingan ketat di segmen transportasi online dan dompet digital perlu diwaspadai, analis memberikan rekomendasi “beli” untuk saham GOTO dengan target harga Rp 100 per saham.

Also Read

Tags