Dow Jones Hampir Cetak Rekor! Home Depot Jadi Pendorong Utama?

Hikma Lia

BANYU POS, NEW YORK – Wall Street menunjukkan performa beragam pada perdagangan hari Selasa. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melaju mendekati rekor tertingginya, didorong oleh performa apik saham Home Depot. Sementara itu, indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite justru mengalami tekanan, terutama menjelang konferensi penting Federal Reserve (The Fed) yang akan berlangsung akhir pekan ini.

Pada pukul 09.58 waktu setempat, DJIA mencatat kenaikan signifikan sebesar 140,08 poin atau 0,31%, mencapai level 45.051,90. Sebaliknya, S&P 500 melemah tipis 3,55 poin atau 0,05% ke level 6.445,79, dan Nasdaq Composite turun lebih dalam sebesar 88,99 poin atau 0,41% menjadi 21.540,78.

Saham Home Depot menjadi bintang pada sesi ini, melonjak 4,6% setelah perusahaan mempertahankan proyeksi pendapatan tahunannya, meskipun hasil kuartalan mereka sedikit di bawah ekspektasi. Sentimen positif ini turut menyeret naik saham pesaingnya, Lowe’s, yang menguat 2,7% di awal perdagangan.

Menanti Arah Kebijakan: Wall Street Tegang Jelang Pertemuan Jackson Hole dan Rilis Kinerja Sektor Ritel

Perhatian investor kini tertuju pada laporan keuangan dari sejumlah emiten ritel besar seperti Lowe’s, Walmart, dan Target. Laporan-laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi daya beli konsumen Amerika Serikat saat ini.

Pengeluaran konsumen, yang berkontribusi sekitar 70% terhadap perekonomian AS, menjadi fokus utama para pelaku pasar. Mereka berupaya untuk mengukur dampak inflasi dan suku bunga yang tinggi terhadap proyeksi kinerja perusahaan dan kemampuan konsumsi rumah tangga. Apalagi, data ekonomi yang dirilis pekan lalu menunjukkan penurunan kepercayaan konsumen pada bulan Juli.

Dari sisi kebijakan moneter, Wakil Ketua The Fed untuk Pengawasan, Michelle Bowman, dijadwalkan untuk menyampaikan pernyataan penting hari ini. Bowman, yang disebut-sebut sebagai kandidat potensial pengganti Jerome Powell tahun depan, sebelumnya telah menyatakan dukungannya untuk setidaknya tiga kali pemotongan suku bunga pada tahun ini, sejalan dengan keinginan mantan Presiden Donald Trump.

Meskipun demikian, pasar berjangka suku bunga saat ini masih memperkirakan hanya dua kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan pemangkasan pertama diperkirakan baru akan terjadi pada bulan September, menurut data dari LSEG.

Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth, berpendapat bahwa ketidakpastian menjadi faktor utama. “Masyarakat cenderung berhati-hati dalam berbelanja saat ini karena suku bunga yang tinggi dan ketidakpastian akibat inflasi,” ujarnya. “Sampai ada kejelasan, baik berupa berkurangnya kenaikan tarif maupun pemangkasan suku bunga, pasar kemungkinan akan tetap lesu.”

Secara sektoral, delapan dari 11 sektor dalam indeks S&P 500 mencatatkan kinerja positif. Sektor real estat memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 1,2%, didukung oleh data perumahan yang lebih baik dari perkiraan. Di sisi lain, saham-saham teknologi menjadi pemberat bagi S&P 500 dan Nasdaq, setelah mengalami reli yang cukup signifikan sepanjang tahun ini, yakni hampir 15%.

Meskipun sempat tertekan pada bulan April akibat ketidakpastian perdagangan global, indeks-indeks utama Wall Street secara umum berhasil bangkit. Kinerja kuartalan perusahaan-perusahaan yang lebih baik dari perkiraan, serta ekspektasi penurunan suku bunga, menjadi faktor pendorong utama penguatan pasar.

Fokus Tertuju pada Simposium Jackson Hole: Investor Mencari Petunjuk Arah Kebijakan The Fed

Perhatian utama investor pada pekan ini tertuju pada simposium tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming, yang akan berlangsung pada tanggal 21–23 Agustus. Para pelaku pasar sangat menantikan komentar dari Ketua The Fed, Jerome Powell, untuk mendapatkan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter selanjutnya.

Di sisi korporasi, saham Intel mencatat lonjakan signifikan sebesar 10% ke level tertinggi sejak Maret, setelah mendapatkan suntikan modal sebesar US$ 2 miliar dari SoftBank Group Jepang. Saham Palo Alto Networks juga menguat 4,8% setelah perusahaan memproyeksikan pendapatan dan laba tahun fiskal 2026 akan melampaui perkiraan.

Sebaliknya, saham Medtronic mengalami penurunan sebesar 4,3% setelah mengumumkan penambahan dua direktur baru ke dewan, menyusul masuknya Elliott Investment Management sebagai pemegang saham besar perusahaan alat kesehatan tersebut.

Pada penutupan perdagangan, jumlah saham yang naik melampaui yang turun di NYSE dengan rasio 1,71 banding 1. Sementara itu, di Nasdaq, jumlah saham yang turun lebih banyak dengan rasio 1,03 banding 1.

S&P 500 mencatat lima rekor tertinggi baru dalam 52 minggu dan satu rekor terendah baru. Sementara itu, Nasdaq membukukan 33 titik tertinggi baru dan 24 titik terendah baru.

Ringkasan

Wall Street menunjukkan performa beragam dengan Dow Jones mendekati rekor tertinggi, didorong oleh saham Home Depot. Sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite mengalami tekanan menjelang konferensi Federal Reserve. Investor juga menantikan laporan keuangan emiten ritel untuk mengukur daya beli konsumen AS di tengah inflasi dan suku bunga tinggi.

Perhatian utama tertuju pada Simposium Jackson Hole, di mana investor mencari petunjuk arah kebijakan moneter The Fed dari komentar Jerome Powell. Secara korporasi, saham Intel melonjak setelah investasi dari SoftBank, sementara Medtronic mengalami penurunan setelah perubahan dewan direksi. Sektor real estat memimpin penguatan, sementara saham teknologi menjadi pemberat.

Also Read

Tags