PTBA Ekspansi: Strategi Pendanaan Cerdas, Pinjaman Bank & Kas Internal

Hikma Lia

BANYU POS JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan bisnis hilirisasi batubara dan energi baru terbarukan (EBT). Langkah ini menjadi bagian penting dari strategi ekspansi perusahaan untuk masa depan.

Menurut Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, pendanaan untuk ekspansi strategis di semester I-2025 akan berasal dari kombinasi kas internal perusahaan dan pinjaman dari perbankan.

“Kami mengkombinasikan kedua sumber pendanaan ini untuk memastikan proyek-proyek strategis dapat berjalan lancar, sembari tetap menjaga kesehatan arus kas perusahaan,” jelas Niko kepada Kontan.co.id, Kamis (21/8).

Realisasi belanja modal (capex) PTBA pada semester I-2025 tercatat sebesar Rp 1,7 triliun. Angka ini sejalan dengan target internal perusahaan yang telah ditetapkan untuk periode semesteran. Secara keseluruhan, PTBA mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 7,2 triliun untuk tahun ini.

Niko menjelaskan bahwa beberapa proyek ekspansi penting telah berjalan sepanjang tahun 2025. Salah satunya adalah pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Timah Industri oleh anak usaha PTBA, PT Bukit Energi Investama (BEI), yang memiliki kapasitas 303,1 kWp. PLTS ini berlokasi di Kawasan Industri Cilegon dan resmi beroperasi sejak 17 Juni 2025.

Proyek PLTS Timah Industri ini merupakan wujud kolaborasi strategis antara BEI, PT Krakatau Chandra Energy (pengelola kawasan sekaligus kontraktor EPC), dan PT Timah Industri (pengguna energi). Dengan beroperasinya PLTS ini, total kapasitas terpasang PLTS milik PTBA mencapai 1 megawatt-peak (MWp), menandai langkah konkret dalam transformasi PTBA menuju bisnis yang lebih rendah karbon dan berkelanjutan.

Selain energi surya, PTBA juga meresmikan alat produksi kalium humat bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 21 Agustus 2025. Kalium humat merupakan produk inovatif hasil hilirisasi batubara berkalori rendah yang berfungsi sebagai pembenah tanah sekaligus pupuk hayati.

“Kalium humat adalah salah satu wujud dukungan kami terhadap program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan nasional,” imbuh Niko. Inovasi ini menunjukkan komitmen PTBA dalam memberikan nilai tambah pada batubara melalui diversifikasi produk.

Ke depannya, PTBA berencana untuk terus memperluas kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari sektor swasta maupun BUMN, dalam rangka melakukan studi kelayakan dan mengembangkan proyek-proyek hilirisasi lainnya. Langkah kolaboratif ini menegaskan keseriusan PTBA dalam meningkatkan nilai tambah batubara melalui diversifikasi usaha, sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan energi yang berkelanjutan.

Ringkasan

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) serius mengembangkan bisnis hilirisasi batubara dan energi baru terbarukan (EBT) sebagai bagian dari strategi ekspansi. Pendanaan untuk ekspansi semester I-2025 akan berasal dari kombinasi kas internal dan pinjaman bank. Realisasi belanja modal (capex) PTBA pada semester I-2025 tercatat Rp 1,7 triliun, sejalan dengan target perusahaan.

Beberapa proyek ekspansi telah berjalan, termasuk pengoperasian PLTS Timah Industri berkapasitas 303,1 kWp dan peresmian alat produksi kalium humat. PTBA berencana memperluas kerja sama untuk studi kelayakan dan pengembangan proyek hilirisasi lainnya, menegaskan komitmen pada diversifikasi usaha dan keberlanjutan.

Also Read

Tags