Saham Pilihan: Daftar Terbaru Indeks FTSE, Peluang Investasi?

Hikma Lia

BANYU POS JAKARTA. Kabar terbaru dari pasar modal Indonesia! FTSE Russell baru saja mengumumkan perubahan komposisi konstituen dalam Indeks FTSE Global Equity Indonesia sebagai bagian dari tinjauan semi-tahunan yang akan berlaku pada September 2025. Rebalancing ini tentu menjadi perhatian para investor dan pelaku pasar.

Perubahan ini akan resmi berlaku efektif setelah penutupan perdagangan pada hari Jumat, 19 September 2025. Perdagangan dengan susunan konstituen yang baru akan dimulai pada hari Senin berikutnya, tanggal 22 September 2025. Jadi, catat tanggal penting ini!

Menurut pengumuman resmi dari situs FTSE Russell pada Jumat (22/8/2025), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), emiten yang tergabung dalam Grup Sinar Mas, berhasil menembus kategori emiten dengan kapitalisasi besar atau FTSE GEIS Large Cap Index. DSSA memiliki bobot free float sebesar 25,4272% berdasarkan definisi saham free float yang ditetapkan oleh FTSE Russell. Penambahan DSSA ke dalam indeks ini menunjukkan pengakuan atas kinerja dan kapitalisasi pasar perusahaan.

Namun, ada juga perubahan pada emiten perbankan. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) harus rela dikeluarkan dari perhitungan mid cap. Perubahan ini bisa jadi mempengaruhi strategi investasi para pemilik saham BDMN.

Akan Masuk FTSE Index, Harga 2 Saham Tambang Ini Melorot, Apa Layak Koleksi? Pertanyaan ini tentu menggelitik para investor, terutama mereka yang tertarik pada sektor pertambangan.

Selain perubahan di kategori kapitalisasi besar dan menengah, beberapa saham dari berbagai sektor juga masuk ke dalam kategori emiten micro. Mereka adalah PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BHIT), PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), dan PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ). Penambahan ini menunjukkan diversifikasi yang lebih luas dalam indeks.

Sayangnya, tidak semua saham bernasib sama. Beberapa emiten harus tersisih dari jajaran emiten kategori micro di indeks tersebut. Mereka adalah PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), PT IMC Pelita Logistik Tbk (PSSI), PT Murni Sadar Tbk (MTMH), PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), dan PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID). Perubahan ini tentu menjadi evaluasi bagi perusahaan-perusahaan tersebut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing mereka di pasar modal.

Ringkasan

FTSE Russell mengumumkan perubahan konstituen Indeks FTSE Global Equity Indonesia yang berlaku efektif 19 September 2025. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) berhasil masuk ke dalam FTSE GEIS Large Cap Index, sementara PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dikeluarkan dari perhitungan mid cap. Perubahan ini memberikan sinyal kepada investor untuk mengevaluasi strategi investasi mereka.

Selain itu, beberapa saham seperti PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) dan PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ) masuk ke kategori emiten micro. Sebaliknya, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) dan PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) harus tersisih dari kategori tersebut. Perubahan ini mencerminkan dinamika pasar dan diversifikasi yang lebih luas dalam indeks.

Also Read

Tags