Emas Cetak Rekor Tertinggi! The Fed Pangkas Bunga? Ini Kata Analis

Hikma Lia

BANYU POS – NEW YORK. Harga emas mencetak rekor tertinggi baru pada hari Senin (8/9/2025), menembus level psikologis US$ 3.600 per ounce. Lonjakan ini dipicu oleh data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan, yang semakin memperkuat harapan pasar akan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada pertemuan mendatang.

Harga emas spot melonjak 1,3% mencapai US$ 3.634,25 per ounce pada pukul 14.26 waktu setempat. Sebelumnya, emas sempat menyentuh rekor intraday tertinggi di US$ 3.646,29. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup lebih tinggi, menguat 0,7% pada level US$ 3.677,40.

Peter Grant, Wakil Presiden dan Senior Metals Strategist di Zaner Metals, melihat potensi kenaikan harga emas lebih lanjut. Ia memperkirakan emas dapat melanjutkan tren positifnya menuju kisaran US$ 3.700–US$ 3.730 dalam waktu dekat.

Harga Emas Cetak Rekor Baru, Diprediksi Sentuh US$ 3.800 per Ons Troi di Akhir 2025

Grant meyakini bahwa perlambatan pasar tenaga kerja AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga yang berlanjut hingga awal 2026 akan menjadi pendorong utama bagi harga emas. Data ketenagakerjaan AS untuk bulan Agustus memang menunjukkan penurunan signifikan dalam pertumbuhan lapangan kerja.

Dengan menggunakan perangkat CME FedWatch, terlihat bahwa pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 88% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan ini. Bahkan, terdapat sekitar 12% peluang untuk pemangkasan yang lebih agresif, yaitu sebesar 50 basis poin.

Sepanjang tahun ini, harga emas telah melambung tinggi, mencatatkan kenaikan sebesar 37%. Pada tahun 2024, emas juga mencatat kinerja yang solid dengan kenaikan sebesar 27%. Kenaikan harga emas ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk melemahnya nilai tukar dolar AS, akumulasi emas oleh bank-bank sentral di seluruh dunia, kebijakan moneter yang longgar, serta meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.

Data resmi menunjukkan bahwa bank sentral China telah memperpanjang aksi beli emas mereka hingga bulan ke-10 berturut-turut pada bulan Agustus.

Harga Emas Tembus Rekor Baru US$ 3.300 per Ons, Dipicu Ketegangan Perdagangan

Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun saat ini berada pada titik terendahnya dalam lima bulan terakhir, mencerminkan sentimen investor yang lebih hati-hati.

Para investor saat ini sedang menantikan rilis data harga produsen (Producer Price Index/PPI) pada hari Rabu dan data inflasi konsumen (Consumer Price Index/CPI) pada hari Kamis untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed di masa depan.

Fawad Razaqzada, seorang analis pasar di City Index dan FOREX.com, berpendapat bahwa momentum bullish pada harga emas akan terus berlanjut jika data ekonomi AS terus menunjukkan pelemahan, seiring dengan melemahnya dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi. Namun, ia memperingatkan bahwa jika data ekonomi AS ternyata menunjukkan ketahanan, harga emas berpotensi mengalami koreksi dari level tertingginya.

Permintaan Meningkat, Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi di Atas US$ 3.400 per Ons

Selain emas, harga perak juga mengalami kenaikan, naik 0,8% menjadi US$ 41,29 per ounce, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak September 2011. Logam mulia lainnya juga menguat, dengan platinum naik 0,6% menjadi US$ 1.381,49 per ounce, sementara paladium melonjak 2,1% ke US$ 1.132,87 per ounce.

Ringkasan

Harga emas mencapai rekor tertinggi baru, menembus US$ 3.600 per ounce, didorong oleh data tenaga kerja AS yang lemah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Analis memperkirakan harga emas dapat terus naik, mencapai kisaran US$ 3.700–US$ 3.730 dalam waktu dekat, dan bahkan US$ 3.800 di akhir tahun 2025.

Pelaku pasar memperkirakan peluang besar The Fed akan memangkas suku bunga. Selain emas, harga perak, platinum, dan paladium juga mengalami kenaikan. Investor menantikan data PPI dan CPI untuk petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan The Fed.

Also Read

Tags