KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan tanggapan terkait rencana Initial Public Offering (IPO) dari sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah naungan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengungkapkan bahwa pihaknya telah aktif berkomunikasi dengan Danantara untuk menjajaki potensi IPO tersebut. Komunikasi ini bertujuan untuk memberikan dukungan penuh terhadap rencana strategis tersebut.
“Kami di Bursa sudah berhubungan dengan Danantara, artinya meminta agar mendapatkan support dari Danantara. Tentunya Danantara punya proses, prosedur, dan target. Kita tunggu dari Danantara-nya,” jelas Nyoman di Gedung BEI, Jumat (17/10) malam.
Waskita Beton Precast (WSBP) Catat Kontrak Baru Rp 838 Miliar per September 2025
Meskipun komunikasi intensif telah terjalin, Nyoman menegaskan bahwa hingga akhir tahun 2025, belum ada perusahaan di bawah pengelolaan Danantara yang secara resmi dijadwalkan untuk melantai di bursa.
“Saat ini, belum ada di pipeline kami,” tambahnya. Pernyataan ini memberikan kejelasan mengenai waktu potensial bagi BUMN di bawah Danantara untuk memasuki pasar modal.
Dalam kesempatan terpisah, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, menyampaikan dorongan kepada perusahaan BUMN dan anak usahanya untuk aktif melakukan aksi korporasi, terutama melalui IPO. Langkah ini dipandang sebagai wujud dukungan Danantara terhadap perkembangan pasar modal, baik dari sisi permintaan (demand) maupun penawaran (supply).
“Dari sisi supply, kita ingin perusahaan yang ada dalam Danantara siap masuk menjadi emiten yang baik di bursa,” ungkap Pandu pada Jumat (17/10). Dorongan ini mencerminkan komitmen Danantara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas emiten di pasar modal Indonesia.
Sebagai informasi tambahan, BEI mencatat bahwa sepanjang tahun ini, telah ada 23 perusahaan yang berhasil melaksanakan IPO, dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 15,05 triliun. Selain itu, BEI juga melaporkan bahwa masih terdapat 11 perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham.
Dari 11 perusahaan tersebut, tujuh di antaranya masuk dalam kategori aset menengah dengan nilai antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Sementara itu, empat perusahaan lainnya memiliki aset besar dengan nilai di atas Rp 250 miliar. Keberagaman ukuran perusahaan dalam pipeline ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang menarik bagi investor di pasar modal.
Intip Rekomendasi Saham BCA Jelang Laporan Kinerja Kuartal III-2025
Ringkasan
Bursa Efek Indonesia (BEI) aktif berkomunikasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) terkait potensi IPO BUMN di bawah naungannya. BEI menyatakan kesiapannya memberikan dukungan penuh terhadap rencana IPO tersebut, namun hingga akhir 2025, belum ada perusahaan Danantara yang secara resmi dijadwalkan untuk melantai di bursa.
Danantara mendorong perusahaan BUMN dan anak usahanya untuk aktif melakukan aksi korporasi, terutama melalui IPO, sebagai wujud dukungan terhadap perkembangan pasar modal. Sepanjang tahun ini, BEI mencatat 23 perusahaan telah IPO dengan total dana Rp 15,05 triliun, dan saat ini masih ada 11 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham dengan beragam ukuran aset.




