PTPP percepat divestasi aset, targetkan raup dana segar Rp 3,06 triliun pada 2025

Hikma Lia

BANYU POS JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) secara gencar mengintensifkan program divestasi aset, sebuah langkah strategis yang menjadi inti dari inisiatif “Back to Core” perusahaan. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk mengembalikan fokus PTPP pada kompetensi utamanya di bisnis konstruksi serta untuk memulihkan dan memperkuat kondisi keuangannya. Hingga saat ini, PTPP telah berhasil melepas kepemilikan aset dengan nilai total mencapai Rp 1,69 triliun, sebuah pencapaian signifikan dalam upayanya mencapai tujuan tersebut.

Sponsored

Joko Raharjo, selaku Sekretaris Perusahaan PTPP, menjelaskan bahwa program divestasi ini menyasar aset-aset strategis yang tersebar di sektor properti, infrastruktur, dan energi. Penjualan aset-aset ini, lanjutnya, merupakan bagian integral dari strategi perusahaan untuk memperkuat arus kas dan secara efektif mereduksi beban operasional, sehingga menciptakan landasan finansial yang lebih kokoh.

Salah satu transaksi divestasi aset terbesar yang telah terealisasi adalah pelepasan 81% saham PTPP di anak usahanya, PT PP Infrastruktur (PPIN). Sebanyak 621.161 lembar saham PPIN dialihkan kepada PT Varsha Zamindo Laksana (VZL) dan pihak afiliasinya, dengan nilai transaksi fantastis mencapai Rp 1,41 triliun.

Memperbaiki Struktur Keuangan, Emiten BUMN Karya Gencar Divestasi Aset

Sponsored

Setelah rampungnya transaksi signifikan ini, komposisi kepemilikan PTPP di PPIN akan mengalami perubahan drastis, menyusut dari semula 99,15% menjadi hanya 18,15%. Hal ini menunjukkan komitmen perseroan dalam merampingkan portofolio dan fokus pada lini bisnis inti.

Selain pelepasan saham di PPIN, PTPP juga telah menuntaskan penjualan 47,81% kepemilikannya di PT Celebes Railway Indonesia (CRI). Saham ini dialihkan kepada PT Solra Energi Terbarukan dengan nilai mencapai Rp 282,1 miliar. Seluruh dana yang berhasil dihimpun dari aksi divestasi ini direncanakan untuk dialokasikan kembali guna mendukung operasional serta pengembangan proyek-proyek yang menjadi bagian dari lini bisnis inti perusahaan, sejalan dengan strategi “Back to Core” yang diusung.

Menurut catatan KONTAN, kedua aset yang telah dilepas tersebut memang telah terdaftar dalam daftar target divestasi PTPP sepanjang tahun 2025. Secara keseluruhan, perseroan membidik total nilai divestasi aset sebesar Rp 3,06 triliun untuk tahun ini. Dengan demikian, PTPP masih harus melepaskan aset senilai sekitar Rp 1,37 triliun lagi guna merealisasikan target ambisius tersebut.

Lebih lanjut, dalam rangka mencapai target tersebut, PTPP juga tengah mempersiapkan rencana divestasi atas dua entitas lain, yaitu PT Centurion Perkasa Iman Surabaya dan PT PP Semarang Demak.

Khusus untuk PT PP Semarang Demak, proses divestasi baru akan dilaksanakan setelah Seksi I proyek jalan tol tersebut mulai beroperasi penuh pada tahun 2027. Sayangnya, hingga kini PTPP belum mengemukakan rincian lebih lanjut mengenai aset-aset yang akan dilepas untuk memenuhi sisa target divestasi tahun ini.

Joko Raharjo kembali menegaskan komitmen PTPP bahwa arah divestasi akan secara konsisten difokuskan pada aset-aset di sektor properti, infrastruktur, dan energi. Baginya, langkah strategis ini krusial untuk mengasah fokus bisnis perusahaan serta secara substansial memperkuat kinerja jangka panjang.

PTPP Akan Divestasi 81% Saham PP Infra Senilai Rp 1,41 Triliun

“Melalui pembentukan portofolio yang lebih sehat dan efisien, kami yakin PTPP akan mampu mendorong kinerja yang lebih kuat, adaptif, dan berkelanjutan di masa mendatang,” pungkas Joko pada Jumat (5/12), menggarisbawahi optimisme perseroan terhadap dampak positif dari strategi ini.

Namun demikian, perlu dicermati bahwa hingga kuartal III-2025, kinerja keuangan PTPP masih menunjukkan tekanan yang signifikan. Laba bersih perusahaan hanya tercatat sebesar Rp 5,55 miliar, sebuah penurunan drastis sebesar 97,92% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 267,28 miliar.

Tak hanya itu, pendapatan usaha juga turut terkoreksi sebesar 23,33%, merosot menjadi Rp 10,73 triliun dari capaian Rp 14 triliun per September 2024. Kondisi ini memperkuat urgensi langkah-langkah strategis seperti divestasi aset yang sedang dijalankan PTPP.

Di sisi lain, per September 2025, nilai kontrak baru PTPP tercatat sebesar Rp 16,88 triliun. Angka ini juga menunjukkan penurunan dibandingkan dengan perolehan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 20,64 triliun, menambah daftar tantangan yang dihadapi perseroan di tengah upaya restrukturisasi bisnis dan keuangannya.

Sponsored

Also Read

Tags