BANYU POS JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan hari ini dengan sedikit sentimen positif. Namun, pada pukul 09.16 WIB, Rabu (30/7/2025), IHSG terkoreksi, melemah 41,93 poin atau 0,55% ke level 7.659,84.
Tasrul Tannar, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memproyeksikan bahwa secara teknikal, IHSG masih menunjukkan potensi tren naik dalam jangka pendek. Ia memperkirakan pergerakan IHSG pada hari Rabu ini akan berada dalam rentang 7.570 hingga 7.712.
Lebih lanjut, Tasrul menjelaskan bahwa IHSG mempertahankan tren kenaikan jangka pendek yang solid, tercermin dari slope sebesar 13.21 dan r-squared 0.688, yang mengindikasikan konsistensi arah kenaikan. Volatilitas pasar terjaga di level moderat dengan standar deviasi 1, menunjukkan stabilitas harga dalam tren naik yang sehat. Potensi pergerakan menuju resistance di level 7.666 hingga 7.712 masih terbuka lebar jika sentimen pasar tetap positif dan didukung oleh arus dana masuk.
Namun, perlu diperhatikan bahwa indikator teknikal mulai menunjukkan sinyal jenuh beli (overbought) yang ekstrem. Relative Strength Index (RSI) berada di level 99.65 dan Chande Momentum Oscillator (CMO) menyentuh 99.30, mengindikasikan bahwa kenaikan IHSG berlangsung terlalu cepat dan berisiko memicu aksi ambil untung (profit taking) dalam waktu dekat. Sementara itu, Money Flow Index (MFI) di 64.51 masih dalam batas wajar, dan Williams %R (%R) di -46.87 menunjukkan bahwa pasar belum sepenuhnya overbought dari perspektif volatilitas mingguan.
Level support krusial yang perlu diperhatikan berada di 7.570 dan 7.519. Area ini berpotensi menjadi zona pertahanan jika terjadi koreksi teknikal. Apabila IHSG berhasil menembus resistance 7.712 dengan dukungan volume yang kuat, tren kenaikan berpeluang untuk terus berlanjut. Namun, dengan indikator overbought yang sangat ekstrem, investor disarankan untuk lebih disiplin dalam merealisasikan keuntungan dan mewaspadai potensi retracement jangka pendek. Level kritis yang perlu diperhatikan adalah 7.510.
IHSG Menguat, Cermati Saham Net Buy dan Net Sell Terbesar Asing Kemarin
Selain memberikan analisis teknikal terhadap IHSG, Tasrul Tannar juga memberikan rekomendasi teknikal untuk beberapa saham pilihan. Berikut adalah rinciannya:
1. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR)
Saham ADMR saat ini menunjukkan tren kenaikan jangka menengah yang masih terjaga, dengan slope positif 2.70 dan r-squared 0.680, mencerminkan konsistensi arah meskipun kekuatan trennya moderat. Beta 1.237 mengindikasikan bahwa saham ini lebih fluktuatif dibandingkan pasar secara umum, meskipun standar deviasi masih terkendali di level 0.99. Korelasi 0.80 menunjukkan hubungan yang cukup kuat dengan arah pasar secara umum. Sementara itu, rasio volatilitas harga dan volume masing-masing 2.51 dan 6.05 mengindikasikan bahwa ADMR sedang mengalami pergerakan harga yang signifikan, seiring dengan aktivitas transaksi yang tinggi. Dari sisi teknikal, saham ini berada dalam kondisi oversold yang ekstrem. RSI menyentuh level sangat rendah di 3.14, MFI hanya 9.14, dan CMO turun ke -93.71—kombinasi yang mengindikasikan tekanan jual yang masif dalam beberapa waktu terakhir. Williams %R juga mengkonfirmasi hal ini dengan posisinya di -83.08.
Secara teknikal, kondisi ini berpotensi menciptakan technical rebound, terutama jika muncul sinyal pembalikan arah seperti bullish candlestick atau peningkatan volume beli yang signifikan. Secara level harga, support kritis terletak di area 1.105 dan 1.080, yang perlu dipertahankan untuk menghindari penurunan lebih dalam. Jika saham berhasil rebound dari area ini, target kenaikan berada di 1.165 dan 1.195. Dengan indikator teknikal yang sangat jenuh jual, saham ADMR berpotensi menarik minat spekulatif jangka pendek. Namun, tetap diperlukan kehati-hatian karena tren jangka menengah masih bergantung pada konfirmasi reversal teknikal dan minat beli yang kuat. Batas kerugian (cut loss level) disarankan di 1.070.
Pada pembukaan perdagangan hari Rabu (30/7/2025), saham ADMR dibuka pada level Rp 1.140 per saham.
Support : Rp 1.080
Resistance : Rp 1.195
Rekomendasi : Buy on weakness
ADMR Chart by TradingView
2. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
Saham BBTN saat ini sedang mengalami tekanan jual yang cukup signifikan dalam jangka pendek, meskipun tren naik masih terbentuk secara moderat dengan slope sebesar 4.44 dan r-squared 0.646 yang menandakan arah tren yang cukup konsisten. Beta sebesar 1.120 mengindikasikan sensitivitas terhadap pasar yang sedikit di atas rata-rata, sementara standar deviasi 0.92 mencerminkan volatilitas yang relatif terjaga. Korelasi yang tinggi terhadap indeks (0.90) memperlihatkan bahwa pergerakan BBTN masih sangat dipengaruhi oleh arah pasar secara umum. Dari sisi teknikal, saham ini memasuki wilayah oversold ekstrem. RSI berada di level sangat rendah, yakni 7.42, disertai MFI hanya 8.51 dan CMO -85.16—kombinasi yang mengindikasikan arus keluar dana secara agresif dan dominasi aksi jual. Williams %R di -70.84 juga menandakan tekanan jual belum mereda. Meski demikian, kondisi seperti ini sering kali menjadi sinyal awal bagi potensi technical rebound, khususnya jika muncul peningkatan volume beli secara mendadak.
Level support teknikal berada di 1.155 dan 1.135, yang menjadi titik pertahanan penting dalam jangka pendek. Jika BBTN mampu bertahan di area ini dan mencetak pantulan, maka peluang menuju resistance 1.190 hingga 1.210 terbuka. Namun, jika tekanan jual berlanjut dan menembus di bawah support, tren bearish jangka pendek dapat semakin dalam. Untuk saat ini, saham ini cocok untuk strategi spekulatif dengan manajemen risiko ketat, sembari menunggu sinyal reversal teknikal yang lebih kuat. Batas kerugian (cut loss level) disarankan di 1.130.
Pada pembukaan perdagangan Rabu (30/7/2025), saham BBTN dibuka di level Rp 1.175 per saham.
Support : Rp 1.155
Resistance : Rp 1.190
Rekomendasi : Buy on weakness
BBTN Chart by TradingView
3. PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS)
BTPS menunjukkan tren naik jangka pendek yang kuat secara teknikal, ditandai dengan slope sebesar 9.48 dan r-squared tinggi di 0.826, menandakan kestabilan arah tren yang solid. Korelasi sebesar 0.90 terhadap indeks menunjukkan pergerakan harga BTPS sangat sejalan dengan pasar. Namun, volatilitas harga dan volume cukup tinggi dengan rasio masing-masing 3.11 dan 5.93, mencerminkan dinamika harga yang tajam dan minat transaksi yang signifikan. Meski trennya masih naik, indikator teknikal mengindikasikan kondisi oversold ekstrem. RSI sangat rendah di 10.75, CMO berada di -78.50, dan Williams %R menyentuh -88.99—sinyal bahwa tekanan jual sudah sangat intens.
MFI sebesar 26.55 menunjukkan arus dana masuk masih terbatas, tetapi kondisi ini membuka peluang untuk rebound teknikal, khususnya jika muncul sinyal pembalikan dan lonjakan volume beli. Dari sisi level harga, support penting terletak di 1.415 dan 1.385. Jika saham mampu bertahan di atas level ini, maka potensi penguatan menuju resistance 1.480 hingga 1.510 terbuka. Namun jika breakdown terjadi, tekanan teknikal dapat makin dalam. Dalam kondisi ini, BTPS cocok untuk strategi spekulatif jangka pendek dengan pengawasan ketat terhadap volume dan price action sebagai konfirmasi sinyal rebound. Batas kerugian (cut loss level) disarankan di 1.380.
Pada pembukaan perdagangan Rabu (30/7/2025), saham BTPS dibuka di level Rp 1.430 per saham.
Support : Rp 1.385
Resistance : Rp 1.510
Rekomendasi : Buy on weakness
BTPS Chart by TradingView
Ringkasan
Pada perdagangan Rabu, 30 Juli 2025, IHSG dibuka dengan sentimen positif namun kemudian terkoreksi. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tannar, memproyeksikan potensi tren naik jangka pendek untuk IHSG dengan rentang pergerakan 7.570-7.712, namun mengingatkan sinyal jenuh beli (overbought) ekstrem yang berisiko memicu aksi ambil untung. Investor disarankan disiplin merealisasikan keuntungan dan mewaspadai potensi retracement jangka pendek, dengan level kritis 7.510 yang perlu diperhatikan.
Selain analisis IHSG, Tasrul Tannar juga memberikan rekomendasi teknikal untuk saham ADMR, BBTN, dan BTPS. Ketiga saham ini direkomendasikan untuk strategi buy on weakness dengan memperhatikan level support dan resistance yang telah ditentukan. Investor disarankan untuk menetapkan batas kerugian (cut loss level) dan melakukan pengawasan ketat terhadap volume serta price action untuk mengkonfirmasi sinyal rebound.