BANYU POS Jakarta. Saat saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) cenderung lesu, ada secercah harapan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham-saham lapis kedua, atau yang dikenal sebagai second liner, justru melesat dan memberikan keuntungan signifikan bagi para investor. Lantas, saham second liner mana saja yang masih menjanjikan untuk dikoleksi?
Saham lapis kedua umumnya merujuk pada saham dengan kapitalisasi pasar menengah ke kecil. Performa saham-saham ini dapat dilihat melalui indeks IDX SMC Composite dan IDX SMC Liquid.
Menariknya, kedua indeks tersebut secara konsisten mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sebulan terakhir, bahkan sejak awal tahun 2024.
Tercatat, IDX SMC Composite mengalami pertumbuhan sebesar 5,89% dalam sebulan terakhir, melampaui IHSG yang hanya naik 5,04%. Lebih jauh lagi, sejak awal tahun, IDX SMC Composite telah melonjak 16,11% (year-to-date/ytd), jauh di atas IHSG yang hanya tumbuh 9,83%. Kenaikan ini menandakan adanya perubahan preferensi investasi yang cukup besar.
Menurut para analis, ada beberapa faktor kunci yang mendorong kenaikan harga saham second liner ini:
- Pergeseran Minat Investor Domestik: Investor lokal kini semakin tertarik pada saham lapis kedua karena potensi keuntungan modal (capital gain) yang lebih tinggi.
- Valuasi yang Menarik: Saham-saham ini seringkali diperdagangkan dengan valuasi yang lebih rendah dibandingkan saham-saham big caps.
- Katalis Positif: Aksi korporasi seperti right issue, akuisisi, perbaikan kinerja keuangan, serta sentimen sektoral (hilirisasi, energi terbarukan, kenaikan harga komoditas) menjadi pendorong utama.
- Daya Tarik Sektoral: Sektor bahan baku, energi terbarukan, dan teknologi menjadi motor penggerak utama dalam beberapa bulan terakhir.
Kenaikan saham second liner ini didorong oleh derasnya aliran dana dari investor domestik. Sebaliknya, investor asing cenderung menarik diri dari saham-saham big caps, sehingga pergerakan harganya menjadi terbatas.
Ekky Topan dari Infovesta Utama dan Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas sependapat bahwa tren ini kemungkinan akan berlanjut. Mereka menyarankan investor untuk tetap selektif dan berfokus pada saham-saham dengan fundamental yang kuat.
Kinerja positif ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2024. Prospek ini didukung oleh potensi perbaikan kinerja keuangan emiten serta sentimen makroekonomi yang positif. Investor disarankan untuk mencermati potensi rotasi sektoral. Sektor consumer cyclicals, properti, dan industrial disebut-sebut akan memberikan sentimen positif.
Berikut adalah beberapa rekomendasi saham lapis kedua yang layak untuk dicermati:
- Rekomendasi Ekky Topan: PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Timah Tbk (TINS), didasarkan pada prospek hilirisasi nikel dan valuasi yang menarik.
- Rekomendasi Nafan Aji Gusta: PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).
Penting untuk diingat bahwa meskipun saham second liner menawarkan potensi keuntungan yang besar, investor tetap harus berhati-hati. Lonjakan harga tidak selalu mencerminkan fundamental yang kuat.
Oleh karena itu, analisis mendalam terhadap kinerja keuangan emiten adalah kunci untuk meminimalkan risiko. Dengan strategi yang tepat, saham-saham lapis kedua berpotensi menjadi mesin penggerak portofolio investasi Anda di tahun 2024.
Ringkasan
Saham-saham second liner menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan IHSG dalam sebulan terakhir dan sejak awal tahun 2024, didorong oleh minat investor domestik, valuasi menarik, katalis positif, dan daya tarik sektoral seperti bahan baku dan energi terbarukan. Para analis melihat tren ini berpotensi berlanjut dan menyarankan investor untuk tetap selektif serta fokus pada saham dengan fundamental kuat.
Kinerja positif saham lapis kedua diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2024, didukung oleh potensi perbaikan kinerja keuangan emiten dan sentimen makroekonomi yang positif. Rekomendasi saham yang diberikan termasuk MBMA, TINS, AKRA, BNGA, ELSA, PGAS, ITMG, dan SIDO, namun investor tetap disarankan untuk melakukan analisis mendalam sebelum berinvestasi.