BANYU POS – JAKARTA — Harga emas global mencetak rekor tertinggi di level US$3.595 per troy ounce pada pekan lalu. Sentimen ini dipicu oleh ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Imbas positifnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan turut merasakan angin segar dari penguatan harga logam mulia ini.
Analis Indo Premier Sekuritas menjelaskan bahwa reli emas ditopang oleh kombinasi berbagai faktor. Mulai dari risiko kebijakan tarif yang mungkin diterapkan oleh Trump, isu independensi The Fed, hingga data ketenagakerjaan AS yang melunak. Data tenaga kerja yang kurang menggembirakan ini meningkatkan probabilitas penurunan FFR, yang berpotensi memperlebar aliran modal (capital inflow) ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Dengan mempertimbangkan dinamika faktor domestik dan eksternal, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, Imam Gunadi, memproyeksikan IHSG pada pekan ini akan bergerak fluktuatif, namun cenderung menguat. Ia memprediksi level support IHSG berada di 7.680 dan level resistance di 8.000.
“Katalis utama yang akan memengaruhi pergerakan IHSG datang dari ekspektasi pelonggaran moneter oleh The Fed. Selain itu, inflasi domestik yang terkendali dan momentum perbaikan di sektor manufaktur juga turut memberikan dorongan positif,” ujar Imam, Senin (8/9/2025).
Harga Emas Menguat di Tengah Ekspektasi The Fed Pangkas Suku Bunga
Imam menambahkan bahwa sektor komoditas emas masih akan menjadi primadona dan menarik perhatian para investor pada pekan ini.
Indo Premier Sekuritas merekomendasikan strategi investasi yang berfokus pada saham-saham berbasis emas. Selain itu, instrumen obligasi yang sensitif terhadap perubahan suku bunga juga layak untuk dipertimbangkan.
Adapun beberapa saham yang menjadi pilihan utama Indo Premier Sekuritas untuk pekan ini adalah MDKA. Mereka merekomendasikan buy on breakout pada level Rp2.680 per saham, dengan target price (TP) di level Rp2.950 dan stop loss di bawah Rp2.570 per saham.
Selanjutnya, rekomendasi buy on breakout juga diberikan untuk saham ANTM pada harga Rp3.480, dengan TP sebesar Rp3.720, dan stop loss pada level di bawah Rp3.360. Untuk saham TLKM, rekomendasi buy diberikan pada harga Rp3.150, dengan target price Rp3.350, dan stop loss di bawah Rp3.050.
Selain saham, Indo Premier Sekuritas juga merekomendasikan pembelian obligasi seri FR0100 dan FR0091. Menurut mereka, kedua obligasi ini menawarkan yield yang menarik.
Indo Premier Sekuritas melihat peluang investasi yang menjanjikan pada obligasi pemerintah, seiring dengan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga. Prospek penurunan suku bunga The Fed, ditambah dengan stabilitas inflasi domestik, diyakini akan menjadi kombinasi yang sangat positif bagi pasar obligasi.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Harga emas global mencetak rekor tertinggi dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, yang berpotensi memberikan sentimen positif bagi IHSG. Analis memprediksi IHSG akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat, didukung oleh ekspektasi pelonggaran moneter The Fed dan inflasi domestik yang terkendali. Level support IHSG diperkirakan berada di 7.680 dan resistance di 8.000.
Sektor komoditas emas diprediksi masih akan menarik perhatian investor, dengan rekomendasi strategi investasi pada saham-saham berbasis emas seperti MDKA dan ANTM, serta saham TLKM. Selain saham, obligasi seri FR0100 dan FR0091 juga direkomendasikan karena menawarkan yield yang menarik seiring ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.