KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sektor otomotif menunjukkan sinyal positif dengan kenaikan penjualan mobil di pasar domestik. Data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), yang diumumkan oleh PT Astra International Tbk (ASII), mencatat total penjualan mobil nasional pada bulan Agustus mencapai 61.780 unit.
Angka ini melampaui capaian bulan Juli yang sebesar 60.878 unit dan bulan Juni dengan 58.341 unit. Peningkatan ini mengindikasikan adanya geliat kembali pada daya beli masyarakat, dan berdampak positif pada pergerakan saham-saham otomotif.
Sentimen positif ini tercermin pada performa sejumlah saham di sektor otomotif. Dalam kurun waktu sebulan terakhir, harga saham Astra International (ASII), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) tercatat mengalami kenaikan, masing-masing sebesar 1,78%, 4,78%, dan 0,9%. Namun, berbeda dengan yang lain, emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), masih mengalami penurunan sebesar 4,78%.
Strategi Bisnis Berkelanjutan Dorong Kinerja dan Ketahanan Perusahaan
Muhammad Wafi, Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), berpendapat bahwa kenaikan harga saham di sektor otomotif ini didorong oleh meningkatnya penjualan mobil secara bulanan. “Pasar melihat adanya sinyal pemulihan permintaan domestik seiring dengan tren penurunan suku bunga,” ujar Wafi kepada Kontan, Jumat (19/9/2025).
Selain itu, terdapat faktor-faktor positif lain yang turut mendukung performa saham otomotif. Di antaranya adalah ekspektasi terhadap stimulus pemerintah untuk mendorong sektor konsumsi, stabilitas nilai tukar rupiah yang membantu mengendalikan biaya impor komponen, serta adanya rotasi sektor oleh investor ke saham-saham yang berfokus pada permintaan domestik di tengah pelemahan harga komoditas.
“Prospek otomotif masih menjanjikan, terutama dengan tren suku bunga rendah yang dapat mendorong pembiayaan kendaraan. Potensi konsumsi kelas menengah di Indonesia tetap menjadi katalis jangka panjang,” imbuh Wafi.
Kendati demikian, sektor otomotif juga menghadapi berbagai tantangan di masa depan, mulai dari transisi ke kendaraan listrik yang memerlukan adaptasi, potensi penurunan daya beli akibat penurunan harga komoditas global, hingga persaingan yang semakin ketat dari merek-merek baru.
“Jika permintaan mobil dapat dipertahankan di atas 60 ribu unit per bulan dan dukungan kredit konsumsi tetap terjaga, sektor otomotif memiliki potensi untuk terus berkembang,” jelas Wafi.
Pangkas Sejumlah Target Tahun Ini, Cermati Rekomendasi Saham Bank Mandiri Berikut!
Miftahul Khaer, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, menambahkan bahwa kenaikan harga saham otomotif dalam sebulan terakhir sejalan dengan tren positif penjualan mobil, namun bukan satu-satunya faktor penentu. Investor juga memperhatikan stabilitas daya beli masyarakat setelah penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI), peningkatan pembiayaan kredit kendaraan, serta ekspektasi stimulus pemerintah di sektor konsumsi sebagai faktor pendorong tambahan.
“Jadi, secara keseluruhan, kenaikan saham-saham otomotif belakangan ini didorong oleh kombinasi data penjualan yang solid dan iklim makro yang lebih kondusif,” terang Miftahul kepada Kontan, Jumat (19/9).
Ke depan, Miftahul memprediksi prospek saham otomotif dalam jangka menengah dan panjang masih cukup menjanjikan, terutama dengan potensi pemulihan daya beli masyarakat, ekspansi kendaraan listrik, hingga diversifikasi produk oleh emiten-emiten besar.
Saham Pilihan
Miftahul merekomendasikan ASII sebagai pilihan utama karena pangsa pasarnya yang dominan dan diversifikasi bisnisnya yang kuat. Ia merekomendasikan untuk menahan (hold) saham ASII dengan target harga 12 bulan ke depan di level Rp 6.769 per saham.
Sementara itu, AUTO dan DRMA dinilai menarik sebagai emiten komponen yang berpotensi mendapatkan manfaat dari tren pergeseran industri ke kendaraan listrik. IMAS juga patut diperhatikan karena agresif dalam menjalin kerja sama dengan merek-merek global.
“Untuk saran, investor sebaiknya fokus pada emiten dengan fundamental yang solid dan memiliki strategi yang jelas dalam transisi ke kendaraan listrik, karena hal itu akan menjadi katalis dalam jangka panjang,” tutur Miftahul.
ASII Chart by TradingView
Sementara itu, Wafi menilai ASII tetap menjadi pilihan utama karena diversifikasi bisnis dan posisinya sebagai pemimpin pasar otomotif. Target harga untuk saham ASII berada di kisaran Rp 6.700.
AUTO dianggap lebih spekulatif, namun akan diuntungkan jika industri komponen mengalami peningkatan. Target saham AUTO berada di Rp 2.700-an.
Adapun IMAS memiliki potensi pada kendaraan listrik dan merek-merek baru yang menarik untuk jangka panjang. Target saham IMAS di level Rp 1.500.
Selain itu, saham DRMA memiliki momentum yang baik karena ekspansi pabrik dan permintaan komponen. Target harga untuk saham ini adalah Rp 1.500.
Ringkasan
Sektor otomotif menunjukkan sinyal positif dengan kenaikan penjualan mobil, yang mencapai 61.780 unit pada bulan Agustus. Peningkatan ini berdampak positif pada pergerakan saham otomotif, dimana saham ASII, AUTO, dan IMAS mengalami kenaikan dalam sebulan terakhir. Analis melihat pemulihan permintaan domestik seiring penurunan suku bunga dan ekspektasi stimulus pemerintah sebagai faktor pendorong.
Meskipun prospek otomotif menjanjikan dengan tren suku bunga rendah dan potensi konsumsi kelas menengah, sektor ini juga menghadapi tantangan seperti transisi ke kendaraan listrik dan persaingan ketat. ASII direkomendasikan sebagai pilihan utama karena pangsa pasar yang dominan, sementara AUTO, DRMA, dan IMAS dinilai menarik karena potensi manfaat dari tren kendaraan listrik dan kerjasama merek global.