Rekomendasi Saham ASSA, BDKR, SSIA Hari Ini: Analisis Teknikal Mirae

Hikma Lia


BANYU POS JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan bergulat dengan tekanan jual pada perdagangan hari ini, Selasa (5/8/2025). Pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (4/8/2025), IHSG terkoreksi cukup dalam, turun 0,97% dan berakhir di level 7.464,64.

Tasrul Tannar, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memproyeksikan bahwa secara teknikal, IHSG sedang memasuki fase konsolidasi. Ia memperkirakan pergerakan IHSG hari ini akan berada di antara 7.390,43 dan 7.579,97. Lalu, apa saja faktor yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini?

Secara analisis teknikal jangka pendek, IHSG menunjukkan indikator statistik yang menarik. Nilai r-squared yang tinggi, mencapai 0.905, mengindikasikan bahwa model analisis ini mampu menjelaskan sebagian besar dinamika pergerakan harga. Ini menandakan tingkat prediktabilitas yang cukup baik untuk IHSG dalam 30 hari mendatang. Selain itu, standar deviasi sebesar 1.67 mencerminkan volatilitas yang moderat, menunjukkan fluktuasi harga yang relatif terkendali. Yang menggembirakan, slope sebesar 31.03 mengisyaratkan tren kenaikan yang signifikan, memperkuat harapan adanya momentum positif dalam waktu dekat.

Dari sisi level harga, resistance teridentifikasi pada 7.579,97 (kenaikan 1.54%) dan 7.535,44 (kenaikan 0.95%). Level-level ini menjadi titik krusial di mana tekanan beli mungkin akan menghadapi hambatan. Sementara itu, di sisi bawah, support berada pada 7.440,67 (penurunan 0.32%) dan 7.390,43 (penurunan 0.99%). Level support ini berfungsi sebagai penahan terhadap penurunan lebih lanjut, menjadi area potensial di mana minat beli dapat kembali muncul dan menstabilkan indeks jika terjadi tekanan jual.

Indikator momentum saat ini menunjukkan sinyal yang beragam. Money Flow Index (MFI) berada di angka 42.53, mengindikasikan sentimen pasar yang netral, tanpa dominasi yang jelas dari pihak pembeli maupun penjual. Relative Strength Index (RSI) di level 30.47 menunjukkan bahwa indeks mendekati wilayah oversold, memberikan sinyal potensi pembalikan arah jika indeks terus melemah. Hal serupa juga ditunjukkan oleh Williams %R (W%R) yang berada di -77.05, memperkuat indikasi kondisi oversold. Chande Momentum Oscillator (CMO) dengan nilai -21.07 semakin menegaskan momentum bearish jangka pendek saat ini, meskipun potensi titik balik bisa terjadi saat indeks mendekati level support kunci di 7.390.

IHSG Berpotensi Melanjutkan Pelemahan, Cek Dua Jadwal Cum Date Hari Ini (5/8)

Selain memberikan rekomendasi teknikal untuk IHSG, Tasrul juga memberikan rekomendasi teknikal untuk beberapa saham pilihan. Berikut adalah rinciannya:

1. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)

Analisis jangka pendek untuk ASSA menunjukkan tingkat prediktabilitas yang moderat, dengan nilai r-squared sebesar 0.74. Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pergerakan harga saham dapat dijelaskan oleh model analisis. Beta sebesar 1.87 menunjukkan bahwa ASSA lebih volatil dibandingkan dengan pasar secara umum. Artinya, saham ini cenderung bergerak lebih signifikan, baik saat naik maupun turun. Dengan standar deviasi sebesar 1.12, volatilitas saham ini diperkirakan akan moderat dalam periode mendatang. Slope sebesar 6.30 mengindikasikan adanya tren kenaikan yang moderat pada harga saham, mendukung potensi pergerakan bullish dalam jangka pendek.

Dari sisi pergerakan harga, resistance terletak pada 895 (kenaikan 5.29%) dan 870 (kenaikan 2.35%), yang menjadi titik krusial di mana momentum kenaikan harga berpotensi menghadapi tekanan jual. Sementara itu, level support berada di 830 (penurunan 2.35%) dan 805 (penurunan 5.29%), berfungsi sebagai batas penting yang dapat menahan penurunan lebih lanjut. Jika saham mendekati level support ini, minat beli berpotensi muncul dan menstabilkan harga. Namun, jika harga menembus level tersebut, tekanan bearish bisa semakin kuat.

Indikator momentum mencerminkan sentimen yang netral hingga sedikit bearish. MFI sebesar 38.50 dan RSI sebesar 38.10 menunjukkan bahwa saham mendekati kondisi oversold, mengindikasikan potensi pemulihan harga jika minat beli meningkat. W%R sebesar -55.14 menunjukkan posisi netral, sementara CMO sebesar -23.80 semakin mengonfirmasi momentum bearish jangka pendek. Meskipun demikian, korelasi sebesar 0.94 menunjukkan hubungan yang kuat dengan pasar secara luas, mengindikasikan bahwa pergerakan harga ASSA kemungkinan akan sejalan dengan tren pasar secara umum. Ini memberikan peluang untuk menyelaraskan strategi perdagangan dengan arah pasar secara keseluruhan. Batas risiko (cut loss) disarankan pada level 800.

Pada awal perdagangan Selasa (5/8/2025), saham ASSA dibuka pada level Rp 850 per saham.

Support: Rp 805
Resistance: Rp 895
Rekomendasi: Trading Buy

ASSA Chart by TradingView

2. PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR)

Analisis jangka pendek untuk BDKR menunjukkan nilai r-squared sebesar 0.839, mengindikasikan bahwa model ini mampu menjelaskan sebagian besar pergerakan harga saham dengan akurat. Beta sebesar 1.540 menunjukkan bahwa BDKR memiliki volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan pasar, artinya saham ini cenderung mengalami pergerakan harga yang lebih tajam. Dengan standar deviasi sebesar 1.41, volatilitas harian yang lebih besar juga tercermin, menunjukkan potensi fluktuasi harga yang lebih signifikan dalam periode tersebut. Slope sebesar 0.67 mengindikasikan tren kenaikan yang moderat dalam harga saham BDKR, meskipun tidak terlalu kuat.

Dalam hal pergerakan harga, resistance teridentifikasi pada 161 (kenaikan 4.55%) dan 158 (kenaikan 2.60%), yang merupakan level-level penting yang dapat menghalangi harga untuk bergerak lebih tinggi. Di sisi bawah, support di 150 (penurunan 2.60%) dan 145 (penurunan 5.84%) berfungsi sebagai batas untuk potensi penurunan lebih lanjut, yang menunjukkan bahwa harga mungkin menemukan support atau pembalikan di level tersebut jika mengalami penurunan. Penurunan lebih lanjut di bawah level support ini dapat memicu tekanan jual yang lebih besar.

Indikator momentum menunjukkan sentimen pasar yang sangat bearish. MFI yang sangat rendah pada 1.03 menunjukkan tekanan jual yang kuat, dan RSI sebesar 26.31 menunjukkan kondisi oversold, mengindikasikan bahwa saham mungkin sudah berada di level harga yang sangat rendah dan berpotensi untuk rebound jika ada minat beli yang meningkat. W%R sebesar -61.80 menunjukkan tekanan jual yang cukup besar, sementara CMO sebesar -47.39 menegaskan bahwa momentum jangka pendek saat ini sangat bearish. Meskipun ada potensi pembalikan, analisis ini menunjukkan bahwa BDKR berada dalam fase penurunan yang signifikan dalam jangka pendek. Batas risiko (cut loss) disarankan pada level 144.

Pada awal perdagangan Selasa (5/8/2025), saham BDKR dibuka pada level Rp 154 per saham.

Support: Rp 145
Resistance: Rp 161
Rekomendasi: Trading buy

BDKR Chart by TradingView

3. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

Analisis jangka pendek untuk SSIA menunjukkan nilai r-squared sebesar 0.751, yang menunjukkan bahwa model ini dapat menjelaskan sebagian besar pergerakan harga saham dengan cukup baik. Beta sebesar 0.661 mengindikasikan bahwa SSIA memiliki volatilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan, yang berarti harga saham cenderung bergerak lebih stabil dan tidak terlalu tajam. Dengan standar deviasi sebesar 1.15, volatilitas harian saham ini terbilang moderat. Slope sebesar 49.58 menunjukkan adanya tren kenaikan yang tajam, mengindikasikan bahwa harga saham ini berpotensi mengalami lonjakan signifikan dalam waktu dekat.

Dalam hal pergerakan harga, resistance teridentifikasi pada 2,550 (kenaikan 5.37%) dan 2,500 (kenaikan 3.31%), yang merupakan level-level penting yang bisa membatasi kenaikan lebih lanjut. Di sisi bawah, support di 2,400 (penurunan 0.83%) dan 2,350 (penurunan 2.89%) berfungsi sebagai titik batas untuk potensi penurunan lebih lanjut. Jika harga saham mencapai level support ini, ada kemungkinan pembalikan harga atau minimal stabilisasi.

Namun, jika harga jatuh di bawah level-level support ini, kemungkinan besar akan terjadi tekanan jual lebih lanjut. Indikator momentum menunjukkan bahwa saham SSIA berada dalam kondisi oversold yang sangat kuat. RSI yang sangat rendah pada 3.64 menunjukkan bahwa saham ini sudah sangat terjual, memberikan indikasi bahwa harga dapat berbalik arah ke atas jika ada pembalikan tren. MFI yang rendah pada 7.50 juga menunjukkan tekanan jual yang tinggi. W%R sebesar -84.38 dan CMO sebesar -94.72 semakin mengonfirmasi kondisi oversold yang ekstrem. Meskipun saat ini saham berada dalam fase penurunan, sinyal-sinyal ini menunjukkan bahwa ada potensi pembalikan harga jika terjadi pergeseran dalam sentimen pasar atau peningkatan minat beli. Batas risiko (cut loss) disarankan pada level 2,340.

Pada awal perdagangan Selasa (5/8/2025), saham SSIA dibuka pada level Rp 2.400 per saham.

Support: Rp 2.350
Resistance: Rp 2.500
Rekomendasi: Trading buy

SSIA Chart by TradingView

Ringkasan

IHSG diprediksi akan berkonsolidasi dengan pergerakan antara 7.390,43 dan 7.579,97. Analisis teknikal menunjukkan indikator statistik menarik dengan tren kenaikan signifikan, resistance pada 7.579,97 dan 7.535,44, serta support pada 7.440,67 dan 7.390,43. Indikator momentum bervariasi, dengan MFI netral, RSI mendekati oversold, dan CMO menunjukkan momentum bearish jangka pendek.

Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan trading buy untuk saham ASSA (support Rp 805, resistance Rp 895), BDKR (support Rp 145, resistance Rp 161), dan SSIA (support Rp 2.350, resistance Rp 2.500). Analisis teknikal masing-masing saham menyoroti tingkat prediktabilitas, volatilitas, tren, level resistance dan support, serta indikator momentum yang berbeda, dengan rekomendasi batas risiko (cut loss) yang disarankan.

Also Read

Tags