BANYU POS – JAKARTA – Dua emiten pendatang baru di pasar modal Indonesia, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) dan PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), mencuri perhatian setelah dipastikan masuk dalam jajaran indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). Keputusan ini merupakan hasil rebalancing indeks terbaru yang akan efektif berlaku mulai 27 Agustus 2025.
Keberhasilan AADI dan RATU menembus indeks global bergengsi ini terbilang langka, mengingat keduanya belum genap setahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). RATU resmi diperdagangkan sejak 8 Januari 2025, sementara AADI mencatatkan debutnya pada Desember 2024.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Nyoman Yetna, mengungkapkan bahwa masuknya kedua emiten muda ini ke dalam indeks MSCI didorong oleh peningkatan signifikan dalam kapitalisasi pasar dan likuiditas transaksi saham keduanya.
Lebih lanjut, Nyoman menambahkan bahwa perubahan struktur kepemilikan saham RATU dan AADI juga menjadi faktor penentu yang meyakinkan MSCI untuk memasukkan keduanya ke dalam indeks mereka.
“Kami melihat inklusi ini sebagai sinyal positif bagi prospek perusahaan tercatat di Indonesia dan potensi meningkatnya minat investor global terhadap pasar modal kita,” ujarnya pada Jumat (15/8/2025).
Analis: Rebalancing Indeks MSCI Cerminkan Rotasi di Sektor Energi dan Pertambangan
Liza Camelia, Head of Research Kiwoom Sekuritas, sependapat bahwa keberhasilan AADI dan RATU tak lepas dari lonjakan kapitalisasi pasar sejak penawaran umum perdana (IPO), peningkatan likuiditas transaksi di pasar sekunder, serta struktur kepemilikan yang memenuhi kriteria MSCI.
Menurut Liza, masuknya emiten-emiten baru ke dalam indeks MSCI bukan hanya memberikan sentimen positif jangka pendek, tetapi juga berpotensi memberikan implikasi strategis jangka panjang bagi perkembangan pasar modal Indonesia.
“Namun, agar dampak positif ini dapat dirasakan secara lebih luas, BEI perlu secara aktif mendampingi emiten baru dalam membangun struktur free float, tata kelola perusahaan yang baik, serta pelaporan yang sesuai dengan standar indeks global,” kata Liza beberapa waktu lalu.
Ke depannya, Nyoman menegaskan bahwa BEI akan terus mendorong emiten-emiten untuk meningkatkan kinerja dan performa mereka, sehingga dapat meningkatkan daya tarik terhadap investor global dan masuk ke dalam indeks-indeks bergengsi lainnya.
BEI bahkan menjalin kerja sama dengan penyedia indeks global seperti ASEAN Exchanges dalam indeks FTSE ASEAN Index Series untuk meningkatkan eksposur saham-saham Indonesia terhadap aliran dana asing.
Sebagai informasi tambahan, AADI dan RATU masuk ke dalam indeks MSCI Small Cap bersama dengan PT MNC Tourism Indonesia Tbk. (KPIG), PT Petrosea Tbk. (PTRO), PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG), serta PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang harus rela terdepak dari indeks MSCI Global Standard.
Khusus bagi AADI, pencapaian ini menjadi katalis positif tambahan setelah emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi ‘Boy’ Thohir ini, baru saja ditetapkan sebagai anggota indeks LQ45 untuk periode Agustus-Oktober 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) dan PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) masuk dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) kurang dari setahun setelah IPO. Keputusan ini didorong oleh peningkatan kapitalisasi pasar dan likuiditas transaksi saham keduanya, serta perubahan struktur kepemilikan.
BEI melihat inklusi ini sebagai sinyal positif bagi pasar modal Indonesia dan potensi minat investor global. AADI dan RATU masuk ke dalam indeks MSCI Small Cap, sementara ADRO terdepak dari indeks MSCI Global Standard. AADI juga baru saja ditetapkan sebagai anggota indeks LQ45.