Swasembada Pangan 2024: Mungkinkah Indonesia Capai Target? Kata Mentan!

Hikma Lia

MENTERI Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan optimisme tinggi, menjadikan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Republik Indonesia sebagai momentum krusial untuk mewujudkan swasembada pangan tahun ini.

“Di momen Kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke-80 ini, kita jadikan sebagai titik lompat eksponensial untuk semua komoditas, terutama pangan. Insya Allah, swasembada pangan akan kita raih tahun ini juga,” tegas Amran saat memimpin Upacara HUT Ke-80 RI di Kementerian Pertanian, Jakarta, Minggu, 17 Agustus 2025.

Amran menekankan bahwa pencapaian target ambisius ini tak lepas dari dukungan penuh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, serta kerja keras seluruh jajaran Kementerian Pertanian dan para petani di seluruh pelosok negeri.

“Berkat dukungan luar biasa dari Bapak Presiden dan perjuangan kita semua, target swasembada dapat kita percepat, dari yang semula empat tahun menjadi hanya satu tahun,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Amran memaparkan proyeksi surplus beras nasional hingga September 2025 yang mencapai 4,86 juta ton. Selain itu, stok beras di Perum Bulog berhasil menembus angka 4,2 juta ton, menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka. Kabar baik lainnya adalah Nilai Tukar Petani (NTP) yang melonjak hingga 122 persen, melampaui target yang ditetapkan pemerintah.

Prestasi Kementerian Pertanian tak berhenti di situ. Mereka berhasil meraih kembali predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), setelah sebelumnya berstatus Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pertanian juga menunjukkan kemajuan signifikan, dengan peningkatan skor dari 79,64 menjadi 85,12. Survei Penilaian Integritas (SPI) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun mengalami peningkatan dari 66,79 menjadi 74,46.

“Capaian-capaian positif ini mendapatkan pengakuan luas dari berbagai lembaga internasional, termasuk Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), FAO, dan Badan Pusat Statistik (BPS),” imbuh Amran.

Keberhasilan Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan dalam negeri tak hanya bermanfaat bagi bangsa sendiri, namun juga memberikan kontribusi penting terhadap stabilitas pangan global.

Sejak Januari 2025, Indonesia telah menghentikan impor beras. Keputusan ini berdampak signifikan terhadap penurunan harga beras dunia, dari US$ 460 dolar menjadi US$ 370 dolar per ton. “Artinya, petani Indonesia tidak hanya menyejahterakan bangsanya sendiri, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga stabilitas pangan global,” jelas Amran.

Dengan pencapaian yang gemilang dan momentum yang tepat, Amran menegaskan bahwa Indonesia berada di jalur yang benar untuk memperkuat posisinya sebagai bangsa yang merdeka secara pangan. “Tanpa pangan, negara bisa menghadapi masalah besar. Dengan pangan yang kuat, bangsa ini dapat berdiri tegak. Inilah makna sejati swasembada yang akan kita rebut tahun ini,” pungkas Amran.

Sebagai informasi tambahan, dokumen pernyataan bersama antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat, sebagai bagian dari negosiasi dagang, memuat kesepakatan impor komoditas pertanian senilai US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 73,32 triliun. Kesepakatan tersebut juga mencakup penghapusan hambatan non-tarif, termasuk skema kuota impor.

Pilihan Editor: Dampak Sampingan Beras Oplosan

Ringkasan

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimis Indonesia dapat mencapai swasembada pangan pada tahun 2024, berkat dukungan Presiden dan kerja keras seluruh pihak. Ia memproyeksikan surplus beras nasional dan stok Bulog yang memecahkan rekor, serta peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Kementerian Pertanian juga berhasil meraih kembali predikat WTP dari BPK dan mengalami peningkatan dalam reformasi birokrasi.

Indonesia telah menghentikan impor beras sejak Januari 2025, yang berdampak pada penurunan harga beras dunia. Selain itu, terdapat kesepakatan impor komoditas pertanian senilai US$ 4,5 miliar antara Indonesia dan Amerika Serikat. Mentan menekankan pentingnya swasembada pangan untuk kemandirian bangsa dan kontribusi Indonesia terhadap stabilitas pangan global.

Also Read

Tags