PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja positif hingga 29 Agustus 2025, dengan 22 perusahaan berhasil melantai di bursa dan menghimpun dana segar sebesar Rp 10,39 triliun. Momentum baik ini menunjukkan kepercayaan investor dan geliat pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan. Saat ini, BEI masih memiliki tujuh perusahaan dalam antrean (pipeline) untuk Initial Public Offering (IPO).
I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, mengungkapkan bahwa dari 22 perusahaan yang telah mencatatkan saham, tiga di antaranya memiliki aset skala besar, yakni di atas Rp 250 miliar. Sementara itu, empat perusahaan lainnya masuk dalam kategori aset skala menengah, dengan nilai aset antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Data ini memberikan gambaran mengenai diversifikasi ukuran perusahaan yang tertarik untuk memanfaatkan pasar modal.
Menariknya, sektor-sektor yang terwakili dalam daftar perusahaan yang melantai cukup beragam. Terdapat masing-masing satu perusahaan dari sektor basic materials, konsumer non-siklikal, finansial, teknologi, serta transportasi dan logistik. Sektor industrial bahkan menyumbang dua perusahaan. Keberagaman ini mencerminkan optimisme lintas sektor terhadap potensi pertumbuhan di pasar modal Indonesia.
Selain IPO, penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) juga menunjukkan tren positif. Sebanyak 122 emisi telah diterbitkan oleh 65 penerbit EBUS, dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 138,7 triliun. Hingga akhir Agustus 2025, terdapat 17 emisi dari 14 penerbit EBUS yang masih dalam pipeline, menandakan minat yang berkelanjutan terhadap instrumen investasi ini.
Ke-14 perusahaan yang berencana menerbitkan EBUS berasal dari berbagai sektor. Sektor energi mendominasi dengan tiga perusahaan, diikuti oleh sektor finansial dengan delapan perusahaan. Selain itu, terdapat masing-masing satu perusahaan dari sektor basic materials, infrastruktur, serta properti dan real estat. Komposisi ini menunjukkan bahwa pendanaan melalui EBUS diminati oleh berbagai sektor untuk mendukung ekspansi dan pengembangan bisnis.
Aktivitas rights issue juga turut meramaikan pasar modal. Hingga 29 Agustus 2025, tercatat 10 perusahaan yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp 16,63 triliun. BEI juga mencatat adanya empat perusahaan yang sedang dalam proses rights issue.
Keempat perusahaan yang berencana melakukan rights issue berasal dari sektor yang bervariasi, yakni dua perusahaan dari sektor basic materials, satu perusahaan dari sektor healthcare, dan satu perusahaan dari sektor transportasi dan logistik. Hal ini semakin mempertegas diversifikasi sektor yang memanfaatkan berbagai instrumen pasar modal untuk meraih pendanaan.
Ringkasan
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja positif hingga Agustus 2025 dengan 22 perusahaan IPO yang berhasil mengumpulkan Rp 10,39 triliun. Tiga dari perusahaan IPO tersebut memiliki aset di atas Rp 250 miliar. Selain IPO, penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) juga menunjukkan tren positif dengan 122 emisi yang diterbitkan dan dana yang dihimpun mencapai Rp 138,7 triliun.
Selain IPO dan EBUS, aktivitas rights issue juga meramaikan pasar modal, dengan 10 perusahaan telah menerbitkan rights issue senilai Rp 16,63 triliun. Sektor-sektor yang terwakili dalam IPO, EBUS, dan rights issue cukup beragam, menunjukkan optimisme lintas sektor terhadap potensi pertumbuhan di pasar modal Indonesia.