Obligasi Pemerintah Kinclong Agustus! Prospek Akhir Tahun? Cek di Sini!

Hikma Lia

BANYU POS JAKARTA. Kinerja investasi obligasi pemerintah menunjukkan tren positif yang menggembirakan hingga Agustus 2025. Bahkan, aset yang dianggap aman ini berhasil mencatatkan return tertinggi keempat di antara beragam instrumen investasi yang tersedia di pasar.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Bloomberg, harga obligasi pemerintah sukses membukukan return sebesar 19,12% secara year-to-date (ytd) per Agustus 2025. Angka ini tentu menjadi angin segar bagi para investor yang memilih obligasi sebagai bagian dari portofolio mereka.

Tidak hanya itu, jika dilihat secara bulanan, kinerja obligasi pemerintah juga tak kalah memukau. Aset ini berhasil mencatatkan return tertinggi kedua, yaitu sebesar 12,54%. Pertumbuhan yang konsisten ini semakin mengukuhkan daya tarik obligasi pemerintah di mata investor.

Sutopo Widodo, Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka, menyoroti performa solid obligasi pemerintah sebagai cerminan perannya sebagai aset safe haven atau “pelabuhan aman”. Dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, investor cenderung mencari aset yang stabil dan minim risiko.

“Terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral,” ungkap Sutopo kepada Kontan, Selasa (2/9/2025). Kondisi ini membuat obligasi pemerintah semakin diminati karena dianggap mampu memberikan perlindungan nilai investasi.

Risiko Mengintai, BI Diminta Hati-Hati Borong SBN Pemerintah dan Burden Sharing

Lebih lanjut, Sutopo menjelaskan bahwa kinerja positif ini juga mengindikasikan adanya pergeseran minat investor. Mereka kini lebih tertarik pada aset yang menawarkan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi sekaligus memberikan perlindungan terhadap nilai investasi.

“Meskipun dengan laju apresiasi yang diprediksi melambat, obligasi pemerintah akan terus menarik,” imbuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun potensi keuntungannya mungkin tidak sebesar sebelumnya, obligasi pemerintah tetap menjadi pilihan yang menarik bagi banyak investor.

Dengan tren pemangkasan suku bunga yang sedang berlangsung, Sutopo menyarankan agar investor mempertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian portofolio mereka ke obligasi korporasi. “Khususnya pada obligasi korporasi berkualitas tinggi dan saham-saham perusahaan yang diuntungkan dari penurunan biaya pinjaman,” tambahnya. Sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti properti dan infrastruktur, bisa menjadi pilihan menarik.

Hingga akhir tahun 2025, Sutopo memproyeksikan bahwa obligasi pemerintah berpotensi mencatatkan return di kisaran 20% hingga 25%. Proyeksi yang cukup optimis ini didasarkan pada beberapa faktor kunci.

“Proyeksi ini sangat bergantung pada kebijakan moneter, data inflasi, dan sentimen pasar global hingga akhir tahun 2025,” tutupnya. Oleh karena itu, investor perlu terus memantau perkembangan ekonomi dan kebijakan pemerintah untuk membuat keputusan investasi yang tepat.

Sebagai informasi tambahan, hingga Agustus 2025, Ethereum masih menjadi yang teratas dalam hal return investasi, dengan angka mencapai 31,68% ytd. Kinerja ini disusul oleh emas spot dengan return 24,02% ytd, serta emas Antam yang mencetak return 21,23% ytd. Meskipun demikian, obligasi pemerintah tetap menjadi pilihan yang menarik karena menawarkan kombinasi antara potensi pertumbuhan dan keamanan investasi.

Burden Sharing Berlanjut, BI Sudah Borong SBN Rp 200 Triliun

Ringkasan

Obligasi pemerintah menunjukkan kinerja positif hingga Agustus 2025, mencatatkan return 19,12% (ytd) dan menjadi instrumen investasi dengan return tertinggi keempat. Kinerja bulanan juga mengesankan, dengan return tertinggi kedua sebesar 12,54%, menunjukkan daya tariknya sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Sutopo Widodo memproyeksikan return obligasi pemerintah hingga akhir tahun 2025 mencapai 20-25%, meskipun dengan laju apresiasi yang diperkirakan melambat. Proyeksi ini bergantung pada kebijakan moneter, inflasi, dan sentimen pasar global. Ia juga menyarankan diversifikasi portofolio ke obligasi korporasi berkualitas tinggi dan saham sektor yang diuntungkan dari penurunan suku bunga.

Also Read

Tags