JAKARTA, BANYU POS – Happy Hapsoro, seorang tokoh penting di dunia bisnis, baru-baru ini mengurangi kepemilikannya di PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) dengan melepas 483 juta lembar saham. Meskipun demikian, divestasi ini tidak serta merta melepaskan kendalinya atas perusahaan properti tersebut. Setelah transaksi ini, Happy Hapsoro masih memegang 1,14 miliar lembar saham BUVA.
Data dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa penjualan saham BUVA oleh Happy Hapsoro dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada tanggal 10 dan 11 September 2025. Pada tanggal 10 September, ia menjual 150 juta lembar saham, diikuti dengan penjualan 333,33 juta lembar saham pada hari berikutnya.
Sebelumnya, Hapsoro memiliki 1.629.004.459 lembar saham BUVA, yang setara dengan 7,91% dari total saham. Kini, kepemilikannya menyusut menjadi sekitar 1.145.671.125 unit atau 5,56%.
Pada tanggal 10 September, harga penjualan saham adalah Rp200 per lembar, jauh di bawah harga pasar saham BUVA saat itu yang berkisar antara Rp344 hingga Rp354 per lembar. Dari penjualan ini, Hapsoro memperoleh dana sebesar Rp30 miliar. Sementara itu, pada tanggal 11 September, ia menjual sahamnya dengan harga Rp300 per lembar, menghasilkan dana sebesar Rp100 miliar. Secara keseluruhan, divestasi saham BUVA pada periode 10-11 September 2025 memberikan Happy Hapsoro dana sebesar Rp130 miliar.
Baca Juga: Cengkeraman Happy Hapsoro di Sektor Properti dan Hotel, dari MINA, PSKT, BUVA Hingga UANG
Menurut catatan Bisnis, Happy Hapsoro menjadi pemegang saham BUVA setelah mengakuisisi perusahaan tersebut melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement melalui PT Nusantara Utama Investama.
Manajemen BUVA dalam keterbukaan informasi BEI menyatakan bahwa private placement telah dilaksanakan pada 11 Juli 2023, dengan tanggal pencatatan saham baru di BEI pada hari yang sama. Dalam aksi korporasi ini, diterbitkan 12,5 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp60 per saham.
Baca Juga: Potensi Rebound IHSG, Cermati Saham Konglomerat Hapsoro RAJA RATU hingga BUMN PGEO
Nusantara Utama Investama kemudian menjadi kreditur baru BUVA setelah mengambil alih utang dari PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Sebelumnya, bank milik Grup Djarum tersebut merupakan kreditur BUVA dan anak usahanya, PT Bukit Lagoi, sejak Desember 2011.
Menariknya, 99,9% kepemilikan Nusantara Utama Investama dikuasai oleh Basis Utama Prima, sementara sisanya sebesar 0,01% dimiliki oleh Bonny Harry. Basis Utama Prima sendiri dikendalikan oleh Happy Hapsoro, yang merupakan pemegang saham mayoritas perusahaan tersebut. Dengan demikian, Happy Hapsoro adalah pemilik manfaat akhir dari Nusantara Utama Investama.
Baca Juga: Janji Hapsoro Lewat SBM di Tender Sukarela Saham Minna Padi (PADI)
Kesimpulannya, meskipun Happy Hapsoro telah menjual sebagian sahamnya di BUVA, ia masih memegang kendali signifikan melalui PT Nusantara Utama Investama, menunjukkan posisinya yang kuat di perusahaan properti tersebut.
Ringkasan
Happy Hapsoro telah menjual 483 juta lembar saham PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) dalam dua tahap pada 10 dan 11 September 2025. Penjualan ini mengurangi kepemilikannya dari 7,91% menjadi 5,56%, namun ia masih memiliki 1,14 miliar lembar saham.
Transaksi ini menghasilkan dana sebesar Rp130 miliar bagi Happy Hapsoro. Meskipun mengurangi kepemilikan langsung, Happy Hapsoro tetap memegang kendali signifikan atas BUVA melalui PT Nusantara Utama Investama, yang mengakuisisi BUVA melalui private placement dan mengambil alih utang dari Bank Central Asia Tbk.