Sponsored

Bang Si Hyuk Diperiksa Polisi: Diduga Manipulasi Saham HYBE?

Hikma Lia

JawaPos.com – Kabar mengejutkan datang dari industri hiburan Korea Selatan. Bang Si Hyuk, Ketua HYBE Corporation, perusahaan hiburan raksasa di balik grup K-pop mendunia BTS, diperiksa polisi terkait dugaan praktik curang yang melanggar Undang-Undang Pasar Modal Korea Selatan.

Menurut laporan Allkpop, Bang Si Hyuk tiba di Kantor Unit Investigasi Kejahatan Keuangan Kepolisian Metropolitan Seoul pada Senin (15/9) sekitar pukul 10 pagi waktu setempat, atau pukul 08.00 WIB. Ia diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan transaksi ilegal menjelang penawaran umum perdana (IPO) HYBE beberapa tahun lalu.

Sponsored

Saat tiba di kantor polisi dengan setelan jas formal, Bang Si Hyuk sempat menyampaikan permintaan maaf singkat kepada awak media yang telah menunggu. “Saya dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan kekhawatiran publik terkait kasus ini. Saya akan bersikap kooperatif dan mengikuti proses penyelidikan dengan sungguh-sungguh,” ujarnya sebelum memasuki gedung.

Ini adalah kali pertama Bang Si Hyuk, sosok yang dikenal sebagai pendiri HYBE dan salah satu tokoh paling berpengaruh di industri hiburan Korea, secara resmi dipanggil untuk diperiksa dalam kasus ini.

Kasus ini bermula dari dugaan bahwa Bang Si Hyuk memberikan informasi yang menyesatkan kepada investor pada tahun 2019. Saat itu, HYBE, yang masih bernama Big Hit Entertainment, menyatakan tidak memiliki rencana untuk melakukan IPO. Pernyataan ini diduga membuat sejumlah investor menjual saham mereka ke sebuah perusahaan tujuan khusus (Special Purpose Company/SPC) yang dibentuk oleh dana ekuitas swasta yang didukung oleh para eksekutif HYBE.

Namun, penyelidikan pihak berwenang mengungkap bahwa HYBE sebenarnya sudah dalam proses mempersiapkan IPO, termasuk mengajukan permohonan untuk penunjukan auditor resmi. Langkah ini merupakan salah satu tahapan awal yang krusial dalam proses penawaran saham publik.

Penyidik menduga bahwa Bang Si Hyuk tidak hanya menyembunyikan informasi penting dari para investor, tetapi juga memperoleh keuntungan finansial pribadi dari transaksi tersebut. Setelah HYBE sukses meluncurkan IPO, dana ekuitas swasta tersebut menjual kembali saham yang sebelumnya dibeli dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Bang Si Hyuk diduga menerima sekitar 30 persen dari keuntungan penjualan kembali tersebut, yang diperkirakan mencapai sekitar 190 miliar KRW atau setara dengan Rp 2,24 triliun (dengan kurs Rp 11,82 per KRW). Jumlah fantastis ini diduga diperoleh secara tidak sah.

Penyelidikan kasus ini dimulai pada akhir tahun lalu, setelah polisi menerima informasi intelijen mengenai potensi pelanggaran dalam proses IPO HYBE. Pada bulan Juli lalu, polisi melakukan penggerebekan besar-besaran di kantor pusat HYBE di kawasan Yongsan, Seoul. Penggeledahan ini dilakukan untuk mengamankan dokumen dan bukti lain yang berkaitan dengan transaksi saham mencurigakan yang melibatkan pimpinan perusahaan.

Kasus ini menjadi perhatian publik, mengingat HYBE adalah perusahaan besar yang menaungi sejumlah grup K-pop ternama, termasuk BTS, dan dikenal sebagai salah satu pemain utama dalam industri hiburan global. Skandal yang menimpa pendirinya tentu dapat berdampak signifikan pada reputasi perusahaan dan kepercayaan investor, terutama di tengah pasar yang semakin sensitif terhadap isu transparansi dan integritas korporasi.

Pihak kepolisian menegaskan bahwa proses penyelidikan masih berlangsung dan akan dilakukan secara menyeluruh. Jika terbukti bersalah, Bang Si Hyuk dapat menghadapi tuntutan pidana serius atas pelanggaran terhadap regulasi pasar modal Korea Selatan.

Ringkasan

Bang Si Hyuk, Ketua HYBE Corporation, diperiksa polisi terkait dugaan pelanggaran Undang-Undang Pasar Modal Korea Selatan dalam proses IPO HYBE beberapa tahun lalu. Ia diduga memberikan informasi yang menyesatkan kepada investor pada tahun 2019, saat HYBE (dahulu Big Hit Entertainment) menyatakan tidak memiliki rencana IPO, padahal sedang mempersiapkannya.

Penyidik menduga Bang Si Hyuk menyembunyikan informasi penting dan memperoleh keuntungan finansial dari penjualan saham setelah IPO HYBE sukses. Ia diduga menerima sekitar 30 persen dari keuntungan tersebut, senilai sekitar 190 miliar KRW. Polisi melakukan penggerebekan di kantor pusat HYBE untuk mengamankan bukti dan penyelidikan masih berlangsung.

Sponsored

Also Read

Tags