BANYU POS – JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan sinyal positif terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Rabu (17 September 2025), rupiah di pasar spot terpantau menguat tipis sebesar 0,02% menjadi Rp 16.437 per dolar AS.
Meskipun demikian, data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mencatat rupiah sedikit melemah sebesar 0,27% ke level Rp 16.430 per dolar AS.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, meyakini bahwa rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatan. Optimisme ini didorong oleh keputusan Bank Indonesia (BI) yang baru saja menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) menjadi 4,75%.
Keputusan pemangkasan suku bunga ini memang berpotensi memicu pelemahan rupiah dalam jangka pendek. Namun, secara umum, pasar merespons positif langkah BI ini karena diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik.
“Rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif, tetapi dengan kecenderungan menguat,” ungkap Sutopo kepada Kontan, Rabu (17/9/2025).
Balik Arah, Rupiah Ditutup Menguat Tipis ke Rp 16.437 Per Dolar AS Hari Ini (17/9)
Lebih lanjut, Sutopo menyoroti bahwa perhatian utama pasar saat ini tertuju pada hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan rilis pada Rabu (17/9/2025) waktu setempat.
Apabila The Fed benar-benar memutuskan untuk memangkas suku bunga, sesuai dengan ekspektasi pasar, hal ini akan menjadi katalis positif bagi penguatan rupiah. Pasalnya, dolar AS akan kehilangan daya tariknya sebagai aset safe-haven.
Selain potensi penurunan suku bunga, pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, menambahkan bahwa investor juga akan mencermati proyeksi ekonomi terbaru dari The Fed serta dot plot, sebuah grafik yang menunjukkan ekspektasi suku bunga para pejabat The Fed di masa depan.
Setelah pengumuman tersebut, pasar akan fokus pada konferensi pers yang akan disampaikan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell. Para pelaku pasar berharap Powell akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai seberapa jauh dan seberapa cepat siklus pelonggaran moneter akan berlanjut.
Untuk perdagangan Kamis (18/9), Sutopo memproyeksikan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.400 – Rp 16.500 per dolar AS. Sementara itu, Ibrahim memprediksi rupiah akan fluktuatif, namun berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp 16.390 – Rp 16.440 per dolar AS.
Ringkasan
Nilai tukar rupiah menunjukkan sinyal positif terhadap dolar AS, meskipun data Jisdor BI mencatat sedikit pelemahan. Optimisme penguatan rupiah didorong oleh keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,75%, langkah yang diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik.
Perhatian pasar tertuju pada hasil pertemuan FOMC dan kebijakan The Fed. Jika The Fed memangkas suku bunga, hal ini berpotensi menjadi katalis positif bagi penguatan rupiah karena dolar AS akan kehilangan daya tariknya. Proyeksi untuk perdagangan selanjutnya adalah rupiah akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat dalam rentang yang diproyeksikan oleh para analis.