Sponsored

Peluang Rate Cut The Fed Kian Besar, Harga Emas Kembali Mengilap

Hikma Lia

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar logam mulia kembali bergairah pada Jumat (26/9/2025) ketika harga emas mencetak penguatan signifikan. Kenaikan ini dipicu oleh data inflasi Amerika Serikat yang rilisannya sesuai perkiraan pasar, sekaligus mengukuhkan ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve, akan melanjutkan langkah pemangkasan suku bunga pada akhir tahun ini. Ini menjadi sinyal positif bagi investor yang menanti kejelasan arah kebijakan moneter.

Sponsored

Menurut data yang dihimpun Reuters pada Sabtu (27/9/2025), harga emas di pasar spot melonjak 0,8%, mencapai level US$3.778,62 per troy ounce. Angka ini dicapai setelah sebelumnya di awal pekan emas sempat menorehkan rekor baru di US$3.790,82. Secara kumulatif dalam sepekan, performa emas sangat impresif dengan kenaikan sekitar 2,5%. Tak hanya emas spot, harga emas berjangka Comex AS untuk pengiriman Desember juga mengakhiri perdagangan dengan penguatan 1%, bertengger di US$3.809 per troy ounce.

Sentimen positif ini berakar dari laporan Departemen Perdagangan AS yang menunjukkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), tolok ukur inflasi favorit The Fed, tumbuh 2,7% secara tahunan pada Agustus. Capaian ini persis seperti hasil jajak pendapat para ekonom versi Reuters, memberikan keyakinan lebih pada pasar. Berdasarkan data dari CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan Oktober kini mencapai 88%, sementara peluang untuk bulan Desember berada di angka 65%, menunjukkan optimisme pasar yang kian menebal.

Gelombang penguatan tidak hanya dirasakan oleh emas. Logam mulia lainnya juga turut terdongkrak, menunjukkan performa yang cemerlang. Perak melesat 2,6%, mencapai US$46,41 per troy ounce, menandai level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun terakhir. Sementara itu, platinum naik 2,5% menjadi US$1.568,21, menyentuh puncak dalam 12 tahun, dan paladium menguat 2,8% ke US$1.284,77, diproyeksikan akan menutup pekan dengan catatan kenaikan yang kuat.

Analis pasar berpendapat bahwa reli luar biasa pada perak dan platinum sebagian besar ditopang oleh tingginya harga emas, yang secara alami mendorong investor untuk mencari alternatif logam mulia yang lebih terjangkau. Selain itu, ada beberapa faktor eksternal yang memberikan dorongan tambahan. Janji Presiden China Xi Jinping untuk memangkas emisi karbon bersih sebesar 7–10% pada tahun 2035 diperkirakan akan meningkatkan permintaan perak, terutama untuk industri sel surya yang sedang berkembang pesat.

Tidak hanya itu, keputusan Freeport untuk menetapkan force majeure di tambang tembaga Grasberg juga turut mengerek optimisme pasar. Serangkaian faktor fundamental dan sentimen positif ini secara kolektif membentuk landasan kuat bagi kenaikan harga logam mulia, menandai prospek yang cerah di tengah dinamika ekonomi global.

Sponsored

Also Read