
BANYU POS JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menilai terbuka peluang bagi asuransi jiwa untuk menempatkan investasi di instrumen saham lebih besar ke depannya.
Ketua Bidang Operational of Excellence AAJI Yurivanno Gani menerangkan hal itu tak terlepas dari membaiknya kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini.
“Kalau ditanya, apakah dalam jangka waktu dekat akan banyak perusahaan asuransi masuk ke saham? Bisa jadi, seiring dengan kenaikan (IHSG) yang signifikan seperti ini. Namun, semuanya kembali lagi kepada kebijakan masing-masing asuransi,” ujarnya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Senin (8/12/2025).
Lebih lanjut, Yurivanno menyampaikan AAJI belum menemukan adanya peralihan penempatan investasi asuransi jiwa ke instrumen saham hingga kuartal III-2025. Sebab, membaiknya kinerja IHSG juga terjadi setelah September 2025.
“Jadi, memang kami belum banyak melakukan switching ke saham,” tuturnya.
Yurivanno juga mengatakan hal itu bisa terlihat dari data AAJI, penempatan investasi industri di instrumen saham sebesar Rp 124,57 triliun per kuartal III-2025. Nilai itu tercatat menurun 14% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Selain itu, Yurivanno bilang peralihan investasi ke saham secara langsung dan cepat oleh asuransi jiwa tak bisa dilakukan begitu saja. Sebab, asuransi jiwa juga memiliki prinsip untuk menempatkan investasi jangka panjang demi kepentingan nasabah, sehingga tak mudah mengalihkan dari instrumen Surat Berharga Negara (SBN) atau deposito ke saham.
“Kalau buat asuransi, mungkin sudah ada penempatan di deposito yang ada time deposit-nya sehingga tak bisa langsung di-break, lalu ada juga penempatan di bangunan yang tentunya tak bisa dicairkan dengan mudah dan dipindahkan ke saham secara langsung,” kata Yurivanno.
Sebagai informasi, penempatan investasi industri asuransi jiwa terbesar masih di instrumen SBN per kuartal III-2025 yang nilainya mencapai Rp 236,88 triliun. Nilainya meningkat 15,2% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
AAJI juga mencatat, SBN berkontribusi sebesar 41,45% terhadap total investasi industri yang mencapai Rp 571,40 triliun per kuartal III-2025.




