BANYU POS BATAM – Kebutuhan uang tunai di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melonjak signifikan menjelang momen Natal dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Lonjakan ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat, mobilitas wisata, serta geliat perdagangan lokal yang intensif selama periode libur akhir tahun.
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepri mencatat bahwa total penukaran uang melalui program “Semarak Rupiah di Hari Natal Penuh Damai” (SERUNAI) 2025 mencapai angka fantastis Rp2,01 miliar. Data ini menegaskan tingginya permintaan masyarakat akan uang layak edar, terutama pecahan kecil, yang sangat esensial untuk transaksi ritel dan kebutuhan konsumsi musiman yang marak di akhir tahun.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepri, Rony Widijarto, menjelaskan bahwa fenomena peningkatan kebutuhan uang tunai ini merupakan rutinitas tahunan setiap periode Nataru, meskipun tren transaksi digital terus mengalami pertumbuhan. “Permintaan uang baru dan pecahan kecil meningkat tajam saat akhir tahun, terutama untuk kebutuhan konsumsi, tradisi berbagi, serta meningkatnya aktivitas pariwisata dan perdagangan,” terang Rony pada Rabu (31/12/2025).
Bisnis Gadai di Kepri Tumbuh 34,16%, OJK: Penopang Utama Inklusi Keuangan Daerah
Secara agregat, BI Kepri mencatat outflow uang kartal sepanjang tahun 2025 mencapai Rp11,402 triliun. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan sebesar 5,54% dibandingkan tahun sebelumnya, intensitas peredaran uang tunai tetap sangat tinggi, terutama pada momen libur panjang dan hari besar keagamaan. Sementara itu, total net outflow uang Rupiah di Kepri selama 2025 tercatat sebesar Rp8,259 triliun, menunjukkan bahwa kebutuhan uang tunai di tengah masyarakat masih terjaga stabil, khususnya pada periode dengan lonjakan aktivitas ekonomi.
Untuk mengantisipasi tingginya permintaan ini, BI Kepri telah mengoptimalkan jalur distribusi uang kartal melalui layanan kas keliling SERUNAI di berbagai lokasi strategis. Layanan ini menjangkau pusat perbelanjaan hingga kawasan permukiman, memastikan ketersediaan Rupiah layak edar dan menjaga kelancaran sistem pembayaran selama puncak aktivitas akhir tahun.
“Meski transaksi non-tunai dan QRIS terus tumbuh, uang tunai masih memegang peranan penting pada momen tertentu seperti Natal dan Tahun Baru. Karena itu, kesiapan distribusi uang kartal menjadi prioritas kami,” tegas Rony, menggarisbawahi peran krusial ketersediaan fisik uang dalam ekosistem pembayaran.
BI menegaskan komitmennya untuk menjaga keseimbangan optimal antara penguatan transaksi digital dan pemenuhan kebutuhan uang tunai. Hal ini dilakukan demi memastikan bahwa aktivitas ekonomi masyarakat Kepri tetap berjalan lancar dan kondusif di tengah dinamika transaksi yang tinggi selama periode Nataru.




