Industri Telekomunikasi Bangkit: Peluang Baru & Tantangan 2024

Hikma Lia

Analis Mandiri Sekuritas, Henry Tedja, melihat angin segar bertiup di industri telekomunikasi. Menurutnya, momentum ini menjadi peluang emas bagi Telkom Indonesia untuk terus berkembang. Ia memprediksi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. berpotensi meraup keuntungan signifikan pada kuartal kedua tahun ini.

Kinerja positif Telkom juga tercermin dari laba bersih yang menyentuh angka Rp 11 triliun dengan margin 15 persen. Pendapatan konsolidasi perseroan pun tak kalah mengesankan, mencapai Rp 73 triliun. “Telkom memiliki keunggulan kompetitif berupa jaringan infrastruktur yang lengkap dan basis pengguna terbesar di Indonesia. Hal ini menjadi modal penting untuk bersaing dengan perusahaan telekomunikasi lainnya,” jelas Henry dalam keterangan tertulisnya, Senin, 25 Agustus 2025.

Lebih lanjut, Henry menyoroti beberapa sektor bisnis yang berpotensi menjadi mesin pertumbuhan Telkom di kuartal kedua. Sektor-sektor tersebut meliputi data center, bisnis jaringan telekomunikasi last-mile dan backbone, serta bisnis kabel bawah laut yang menghubungkan Indonesia dengan berbagai negara. Menurutnya, kapabilitas dan aset yang dimiliki Telkom sangat menarik bagi investor dan permintaan dari pemain lokal maupun multinasional.

Prospek Telkom di semester kedua tahun ini juga terlihat cerah. Henry meyakini, perbaikan pendapatan dapat dicapai jika didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat. Selain itu, iklim persaingan yang semakin kondusif, ditandai dengan kenaikan harga beberapa produk telekomunikasi dari Telkomsel dan kompetitor, turut memberikan sentimen positif.

Sebelumnya, Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, mengungkapkan bahwa perusahaan sedang mempercepat eksekusi strategi transformasi untuk memperkuat daya saing di tengah dinamika industri telekomunikasi. “Tantangan industri yang dinamis harus diimbangi dengan strategi yang mendukung seluruh lini bisnis perseroan. Tujuannya adalah untuk memperkuat daya saing dan menciptakan nilai jangka panjang,” tegasnya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 1 Agustus 2025.

Dian juga memaparkan bahwa bisnis data, internet, dan IT services masih menjadi kontributor utama pendapatan perseroan, dengan nilai mencapai Rp 42,5 triliun. Sementara itu, pendapatan dari lini bisnis network dan layanan telekomunikasi lainnya meningkat sebesar 9,8 persen secara tahunan menjadi Rp 7,5 triliun, didorong oleh bisnis solusi pembayaran (payment solutions), jaringan, dan satelit.

Pada segmen consumer (mobile and fixed broadband), Telkomsel, sebagai anak usaha Telkom, berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 53,8 triliun. Bisnis digital tetap menjadi motor utama pertumbuhan, menyumbang 90,6 persen dari pendapatan seluler. “Kami percaya bahwa kecepatan dalam mengeksekusi transformasi adalah kunci untuk memenangkan persaingan di pasar digital yang sangat kompetitif saat ini,” pungkas Dian.

Pilihan Editor: Peluang Kripto Stablecoin Rupiah Menjadi Alat Transaksi Baru

Ringkasan

Menurut analis Mandiri Sekuritas, industri telekomunikasi menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan, khususnya bagi Telkom Indonesia. Telkom mencatatkan laba bersih Rp 11 triliun dan pendapatan konsolidasi Rp 73 triliun, didukung oleh infrastruktur lengkap dan basis pengguna yang besar. Sektor bisnis seperti data center, jaringan telekomunikasi, dan kabel bawah laut menjadi pendorong utama pertumbuhan Telkom.

Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menekankan pentingnya strategi transformasi untuk menghadapi dinamika industri dan memperkuat daya saing. Bisnis data, internet, dan IT services menjadi kontributor utama pendapatan, sementara Telkomsel mencatatkan pendapatan Rp 53,8 triliun dengan bisnis digital sebagai motor utama pertumbuhan. Kecepatan dalam mengeksekusi transformasi menjadi kunci untuk memenangkan persaingan di pasar digital.

Also Read

Tags