Stabilitas Keuangan Kuartal II 2025 Aman? Ini Kata KSSK!

Hikma Lia

BANYU POS, Jakarta – Stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal II 2025 dinilai tetap terjaga. Hal ini menjadi kesimpulan utama dari rapat berkala ketiga Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang diselenggarakan pada Jumat, 25 Juli 2025. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan langsung hasil rapat tersebut.

KSSK sendiri beranggotakan tokoh-tokoh kunci dalam perekonomian Indonesia, yaitu Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

“Stabilitas sistem keuangan pada triwulan kedua tahun 2025 tetap terjaga, meskipun kita masih menghadapi ketidakpastian global yang tinggi,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Senin, 28 Juli 2025. Konferensi pers ini digelar untuk menyampaikan hasil rapat berkala KSSK kepada publik.

Menurut Sri Mulyani, ketidakpastian global ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk dinamika negosiasi tarif resiprokal antara Amerika Serikat dan negara-negara mitra dagangnya, serta eskalasi ketegangan konflik geopolitik yang terjadi di Timur Tengah.

Menyadari tantangan ini, KSSK berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan antarlembaga. Tujuannya adalah untuk menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sri Mulyani juga menyatakan optimismenya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II akan tetap solid.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan bahwa keberhasilan negosiasi penurunan tarif resiprokal AS dari 32 persen menjadi 19 persen diharapkan dapat menjadi angin segar bagi sektor padat karya, seperti industri tekstil, alas kaki, dan furniture. Namun, di sisi lain, kebijakan impor nol persen untuk produk Amerika Serikat diperkirakan akan menurunkan harga produk minyak dan gas serta pangan di Indonesia. Risiko ini perlu diantisipasi dan dicermati dengan seksama.

Di sisi lain, kinerja sektor manufaktur yang tercermin dari Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur masih menunjukkan kontraksi, berada di posisi 46,9 pada Juni 2025. “Berbagai perkembangan dan kondisi serta strategi kebijakan akan terus ditingkatkan untuk mendorong multiplier efek yang lebih besar, sehingga ekonomi Indonesia tahun 2025 diproyeksikan masih akan tumbuh di sekitar 5 persen,” jelas Sri Mulyani.

Dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR sebelumnya, Sri Mulyani juga telah menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025, yaitu berada di kisaran 4,7 hingga 5 persen. Proyeksi ini sedikit lebih rendah dari target awal pemerintah sebesar 5,2 persen.

“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2025 pada kisaran 4,7 hingga 5,0 untuk semester kedua. Sehingga secara keseluruhan (pertumbuhan) antara 4,7 hingga 5,0,” kata Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 1 Juli 2025.

Pilihan Editor: Dampak Kesepakatan Dagang Prabowo-Trump bagi Industri Manufaktur

Ringkasan

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menilai stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal II 2025 tetap terjaga meskipun menghadapi ketidakpastian global akibat dinamika negosiasi tarif dan konflik geopolitik. KSSK berkomitmen untuk memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan antarlembaga guna menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Negosiasi penurunan tarif resiprokal AS diharapkan berdampak positif pada sektor padat karya, sementara kebijakan impor nol persen berpotensi menurunkan harga produk migas dan pangan. Sektor manufaktur masih mengalami kontraksi, namun pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 akan berada di kisaran 4,7 hingga 5 persen.

Also Read

Tags