BANYU POS, JAKARTA — Di tengah tren penurunan suku bunga acuan, PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO), sebagai bank digital bagian dari BRI Group, mengambil langkah berbeda. Mereka menyatakan belum berencana untuk menyesuaikan suku bunga tabungan digitalnya. Keputusan ini diumumkan setelah Bank Indonesia (BI) empat kali menurunkan suku bunga acuan hingga mencapai angka 5% tahun ini.
Direktur Bisnis Bank Raya, Kicky Andrie Davetra, menjelaskan bahwa keputusan ini adalah bagian dari strategi untuk memperkuat penghimpunan dana melalui produk unggulannya, Saku Jaga. Produk tabungan digital ini dirancang sedemikian rupa sehingga menyerupai deposito, menawarkan opsi fleksibel maupun terkunci bagi para nasabah.
“Konsep Saku Jaga ini memang mirip deposito,” jelas Kicky. “Ada pilihan bagi nasabah untuk mengunci dana mereka, maupun opsi fleksibel yang bisa ditarik kapan saja. Untuk dana yang di-lock, Bank Raya menawarkan bunga yang kompetitif, saat ini berkisar antara 4% hingga 6%.”
Kicky menegaskan komitmen Bank Raya untuk mempertahankan daya tarik produk Saku Jaga. “Kami sepertinya belum melihat bahwa kami akan menyesuaikan itu,” ungkap Kicky saat ditemui di Menara BRIlian, Jumat (22/8/2025).
Selain itu, Kicky juga memaparkan pertumbuhan signifikan dalam penggunaan Aplikasi Raya. Per Juni 2025, tercatat 2,1 juta transaksi melalui aplikasi tersebut, meningkat 42,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah pengguna aplikasi pun menembus angka 1,05 juta nasabah, menunjukkan adopsi yang kuat dari layanan perbankan digital ini.
Persaingan Dana Antarbank Semakin Sengit
Kicky mengakui bahwa persaingan untuk menarik dana antarbank semakin ketat. Menghadapi tantangan ini, Bank Raya berupaya menekan biaya dana melalui strategi efisiensi. Salah satu fokus utama adalah meningkatkan porsi dana murah atau CASA (current account saving account), yang bersumber dari tabungan dan giro, khususnya melalui tabungan digital.
“Artinya, kami memang harus terus mendorong porsi CASA,” tegas Kicky. “Salah satu instrumen utamanya adalah digital saving. Itu sebabnya saya menyoroti produk Saku Jaga, karena sebenarnya menjadi bagian dari konsep tabungan digital kami yang terdiri dari berbagai ‘saku’.”
Pertumbuhan tabungan digital Bank Raya menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tercatat pertumbuhan sebesar Rp1,5 triliun, atau naik 66,6% secara tahunan (year-on-year/YoY). Kenaikan ini turut mendorong pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 7,6% (YoY) menjadi Rp2,5 triliun. Alhasil, rasio CASA Bank Raya meningkat ke level 29,72% pada kuartal II/2025, naik dari 26,77% pada kuartal II/2024.
Menurut Kicky, pertumbuhan positif ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk terus berinovasi dalam menghadirkan solusi digital yang relevan dan mendukung transaksi keuangan masyarakat sehari-hari. Bank Raya terus berupaya meningkatkan pengalaman nasabah dan memperluas jangkauan layanan perbankan digitalnya.
Ringkasan
Bank Raya, sebagai bank digital bagian dari BRI Group, memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tabungan digitalnya meskipun Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat penghimpunan dana, khususnya melalui produk Saku Jaga yang menawarkan opsi fleksibel maupun terkunci dengan bunga kompetitif antara 4% hingga 6%.
Selain itu, Bank Raya mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam penggunaan Aplikasi Raya, dengan 2,1 juta transaksi dan 1,05 juta nasabah per Juni 2025. Pertumbuhan tabungan digital tercatat sebesar Rp1,5 triliun, mendorong kenaikan dana murah (CASA) dan meningkatkan rasio CASA Bank Raya menjadi 29,72%. Bank Raya akan terus berinovasi untuk memberikan solusi digital yang relevan.