PT IIF Kucurkan Rp 42,5 Triliun untuk Infrastruktur Strategis, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia. Hingga saat ini, IIF telah menyalurkan Rp 42,5 triliun untuk membiayai berbagai proyek penting yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Chief Investment Officer IIF, M Ramadhan Harahap, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Idhan, menekankan peran strategis perusahaannya sebagai mitra terpercaya bagi pemerintah dan swasta sejak tahun 2010. “Hingga akhir tahun 2024, IIF telah berkontribusi dalam menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 42,5 triliun untuk lebih dari 150 proyek infrastruktur strategis,” ungkap Idhan dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (23 Agustus 2025).
Dukungan finansial dari IIF mencakup berbagai sektor vital, termasuk transportasi, energi, telekomunikasi, air bersih, dan sektor-sektor prioritas lainnya yang menjadi fokus pembangunan nasional.
Beberapa pencapaian terkini yang patut dibanggakan antara lain adalah pengembangan proyek energi terbarukan dengan kapasitas terpasang hampir 700 MWh per tahun. Proyek ini mampu memberikan daya bagi lebih dari 693 ribu rumah tangga, sekaligus berpotensi menghindari emisi Gas Rumah Kaca sebesar 4,81 juta ton CO2 per tahun. Selain itu, IIF juga berkontribusi dalam pembangunan tujuh proyek air minum yang menyediakan akses air bersih dan aman bagi lebih dari 6,7 juta jiwa.
Tidak hanya itu, IIF juga berperan aktif dalam pembangunan fasilitas medis dengan kapasitas lebih dari 1.000 tempat tidur, yang melayani ratusan ribu pasien setiap tahunnya. Serta, turut serta dalam pembangunan jalan tol strategis sepanjang ratusan kilometer yang memperlancar konektivitas antar wilayah.
Memperingati 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Idhan mengajak untuk merefleksikan perjalanan panjang pembangunan bangsa. Ia menyoroti bagaimana infrastruktur telah mengubah wajah Indonesia, dari keterbatasan di masa awal kemerdekaan hingga konektivitas modern yang dinikmati saat ini.
“HUT RI ke-80 menjadi titik refleksi dan pijakan menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Idhan. Dengan berpegang teguh pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap pembiayaan, IIF berkomitmen untuk terus berperan sebagai mitra strategis pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur Indonesia yang berkelanjutan.
Idhan menambahkan, sejak Proklamasi 1945 hingga 2025, infrastruktur telah menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan integrasi nasional. Transformasi luar biasa telah terjadi selama delapan dekade terakhir. Pada masa awal kemerdekaan, fokus pembangunan infrastruktur adalah pada jalan raya, jembatan, bendungan, dan irigasi untuk menopang ketahanan pangan.
Selanjutnya, era Orde Baru menandai percepatan pembangunan jalan nasional, pembangkit listrik, serta jalan tol pertama, Jagorawi, yang diresmikan pada tahun 1978. Kemudian, era Reformasi membuka babak baru dengan keterlibatan swasta melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), seiring dengan meningkatnya kebutuhan investasi. Dalam satu dekade terakhir, infrastruktur telah menjadi agenda prioritas nasional.
Selama 10 tahun terakhir, pemerintah berhasil merealisasikan 2.103 km jalan tol, 40 bendungan, 27 bandara baru, serta proyek besar lainnya seperti jalur kereta api, dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Konektivitas antarwilayah juga diperkuat dengan pembangunan jalur Trans Papua, Trans Kalimantan, dan Trans Sumatera, yang dirancang untuk menghubungkan wilayah-wilayah yang selama ini terisolasi.
Pembangunan infrastruktur memberikan manfaat nyata bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sektor konstruksi mencatatkan kontribusi yang signifikan, mencapai urutan keempat dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 10,43 persen pada triwulan IV tahun 2024. Selain itu, rasio elektrifikasi nasional juga meningkat signifikan hingga mencapai 99,83 persen pada akhir 2024, memastikan hampir seluruh rumah tangga Indonesia menikmati akses listrik, yang pada gilirannya mendorong pemerataan pembangunan dan kesejahteraan.
Data dari BPS dan Bappenas menunjukkan capaian Indonesia pada indikator SDGs sebesar 62,5 persen, jauh di atas rata-rata global. Hal ini menegaskan peran penting swasta dan lembaga pembiayaan infrastruktur seperti IIF dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Pilihan Editor: Luruhnya Disiplin Fiskal Akibat Diskresi Presiden
Ringkasan
PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) telah menyalurkan Rp 42,5 triliun untuk membiayai lebih dari 150 proyek infrastruktur strategis di Indonesia hingga akhir tahun 2024. Pembiayaan ini mencakup sektor transportasi, energi, telekomunikasi, air bersih, dan lainnya. IIF berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan berkelanjutan dengan berpegang pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Dukungan IIF telah menghasilkan berbagai pencapaian, termasuk pengembangan proyek energi terbarukan, pembangunan proyek air minum, fasilitas medis, dan jalan tol. Pembangunan infrastruktur ini berdampak positif pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, termasuk peningkatan rasio elektrifikasi nasional dan kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB. IIF berperan sebagai mitra strategis pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur Indonesia yang berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.